Sumber foto; portalsatu.com
Sang Kombatan [Ulasan]
Oleh; Syukri Isa Bluka Teubai
Memang benar benar sebuah novel yang
sangat fenomenal diantara novel novel yang pernah ada. Cinta, ya, cinta itu telah
lahir kembali di tahun ini, tepatnya di akhir bulan Agustus dan sampai dengan
tanggal 02, di mana saya tengah menulis sedikit ulasan tentang “Sang Kombatan”
tersebut, hari ini Sabtu di bulan September 2017.
Maka dariitu saya ingin menuliskan
beberapa kata untuk buku yang mempunyai angka 646 pada nomor di halamannya, sekaligus
ingin mengapresiasikan akan karya yang fenomenal ini. Mungkin ini berlebihan,
tapi ya, ini menurut saya dan sangat yakin bahwa anda juga akan sependapat
dengan saya setelah anda membacanya. Saya yakin itu.
Buku tebal berwarna merah hati tersebut telah
memikat saya, berhingga tak terasa lima kali berjumpa dengannya, saya sudah
habis membacanya semua, bahpun halamannya 646 angka. Tak terasa, sungguh tak
terasa saya sudah selesai bergerilya bersama sang kombatan; kisah cinta, ya,
berbicara tentang perasaan. saya hanya ingin berkata, bahawa begitulah akan perasaan,
akan cinta yang sebenar benar cinta.
Maharani atawa Rani, begitu juga dengan
Muti atawa Mutiara. Dua orang perempuan (Khusus) yang hadir di dalam kisah
asmara antara Musa, membuat suasana di dalam novel tersebut menjadi begitu
bermakna. Dua dara yang berbeda latar belakang seratus delapan puluh derajat antara
satu sama lain itu, sungguh mengispirasi.
Pengorbanan antara keduanya, sama sama
luar biasa, tentu, demi tambatan hati; sang kombatan, Musa, pemuda yang rela
meninggalkan (kampus) ketenangan hidup, masa hadapannya, demi perasaannya, demi
sebuah cinta yang hakiki. Kerana untuk (cinta) itu ia rela mengorbankan masa
hadapannya.
Saya berharap, semua anda harus membaca
Novel ‘Sang Kombatan’ terlebih bahagi anda anda yang mantan kombatan. Saya juga
menyarankan; Novel Sang Kombatan tersebut harus diperbanyak lagi, sebanyak
banyaknya. Kerana cinta yang luar biasa ada di sana.
Saya belum memiliki novel tersebut, namun
sudah habis membacanya. Terimakasih kepada tuan Thayeb Loh Angen, penulis novel
“Aceh 2025 dan Teuntra Atom”, telah sudi kiranya meminjamkan saya buku sang
kombatan tersebut. Dan sesegera mungkin saya akan berusaha untuk memiliki Novel
Cinta (Sang Kombatan) itu walau saya sudah habis membacanya hari ini.
Juga terimakasih saya, selaku aneuk Aceh! Kepada
penulis Novel Sang Kombatan, tuan Murdani Abdullah. Yang telah menghadirkan untuk
kita, khususnya masyarakat Aceh, umumnya masyarakat dunia akan hadiah yang luar
biasa itu. Semoga cinta ini terus bersemi selamanya di dalam diri kitA!
Syukri Isa Bluka Teubai, penyuka sastra!
0 Comments