Kurang lebih dari satu bulan masa, Jadid
bekerja di salah satu perusahaan yang berurusan dengan perdagangan, ia
merupakan salah seorang karyawan baru di perusahaan tersebut. Sebagaimana
seorang yang baru sahaja bekerja pastilah dan tidak akan bisa dipungkiri bahawa
ia masih mempunyai semangat kerja yang mengebu gebu.
Jadid seorang yang sangat sangat tahu diri dan
memang tujuan utama ia bekerja di tempat tersebut bukan untuk mencari sensasi
apalagi masalah dan masalah, bahkan ia adalah seorang yang sangat anti terhadap
masalah, yang apabila kemudian masalah itu ada dan terjadi selangkah pun ia
tidak akan surut dan lari dari masalah itu.
Sebagai karyawan baru tentulah ia tidak punya
jabatan kuasa dan di mana mana tempat juga pasti akan berlaku seperti itu
kepada siapa sahaja mereka yang baru bekerja di tempat kerja barunya. Adalah
memang dari tujuan utama, Jadid memang tidak sedikitpun mempunyai niat untuk
bisa menjadi pemilik jabatan kuasa, ia tak mahu terlalu sibuk.
Sepekan masa ia berada di perusahaan yang
berurusan dengan masalah perdagangan tersebut Jadid sudah membuat satu jenis
barang produksi baru, yangmana barang itu dibuat oleh dirinya sendiri ia tidak
mengambil satu pun bahan apalagi beberapa bahan dari hak milik orang lain untuk
menciptakan produknya itu, adalah produk tersebut murni bikinannya sendiri.
Lalu, kemudian ia membawa produk tersebut
sekaligus sembari untuk melapor kepada pimpinan perusahaan bahawa satu pekan
masa sahaja ia bekerja di sana ia telah menciptakan sebuah produk baru, juga
sebagai rasa tanggung jawabnya kepada perusahaan yang telah memberinya gaji
walaupun gaji yang diberikan oleh perusahaan tersebut belumlah dari mencukupi.
Pimpinan merasa sangat bangga dan memuji
dirinya tak kala ia melaporkan produk baru yang telah dibuatnya walaupun
sepekan masa ia baru bekerja di perusahaan yang berurusan dengan perdagangan.
Jadid merupakan salah satu anggota dari tim pemasaran di perusahaan yang
berurusan dengan perdagangan tersebut, Qadim Jahil adalah ketua timnya.
Sebelum Jadid mahu menjumpai pimpinan
perusahaan di waktu untuk melaporkan kinerjanya bahpun baru sepekan masa ia bekerja
di sana, Jadid sudah terlebih dahulu memberitahukan akan Qadim Jahil, ketuanya
itu bahawa ia mahu menjumpai pimpinan untuk melaporkan produk baru yang telah
dibuatnya tersebut.
Jadid sangat sangat tahu diri, ia tahu aturan
apalagi perasaan manusia, tepatnya ia menghargai ketua timnya, maka dari itu
sebelum ia mahu menjumpai pimpinan tertinggi terlebih dahulu ia memberi tahu
ketua timnya itu. Bahkan beberapa hari sahaja ia mulai bekerja di perusahaan
tersebut ia telah pun menjumpai ketua Qadim Jahil.
Adapun tujuan dirinya menjumpai ketua tim
pemasaran adalah untuk memberitahu akan ketuanya tersebut, bahawa tujuan utama
ia bekerja di perusahaan itu dan adanya ia di dalam tim pemasaran yang diketuai
oleh Qadim Jahil adalah untuk bagaimana caranya ke hadapan nanti bagian
pemasaran itu supaya mempunyai nama dan semakin terlihat bagus kinerjanya di
mata pimpinan.
Jadid juga telah berdiskusi banyak hal dengan
ketua timnya tentunya demi kemajuan bersama demi kemajuan perusahaan tercinta.
Jadid juga mewarkan kepada ketuanya itu jika sahaja si ketua mahu dan
menginginkan sebuah produk seperti produk barunya itu, Jadid sangat siap untuk dan
sudah pun membantu sang ketua yang kemudian mengkhianati dan menfitnah dirinya.
“Apalagi yang salah dariku, Tuhan! Kurang
apalagi aku ini, aku telah juga membuat untuknya satu produk yang itu
menyerupai produkku,”
“Dari awal aku di sini aku sudah
memberitahukannya, apa tujuanku berada di tempat ini, apa inginku di sini.
Sudah kukatakan berkali kali padanya bahawa aku tak pernah mancari jabatan
kuasa di sini, bukan itu tujuanku di sini, aku sudah memberitahukannya, Tuhan.
Tapi..,” Jadid berguman sendiri.
Setelah pertemuannya dengan pemimpin perusahaan
terjadi, adalah sikap Qadim Jahil telah berubah kepada dirinya, dan di waktu
Jadid berjumpa dengan pimpinan ia juga memberitahu tuan pimpinan itu bahawa
ketuanya Qadim nak juga untuk membuat produk seperti produknya, pemimpin sangat
menyetujui itu. Tiga hari berselang produk ketuanya itu sudah dibuat oleh
Jadid.
Siang malam ia membuat produk ketuanya itu
tanpa ada sepeser pun upah dari sang ketua untuk dirinya, namu Jadid tidak
memikirkan tentang itu ia hanya ingin produknya dan produk si ketua bisa
dipasarkan di pasaran. Maka tak lebih dari tiga hari masa produk yang dikasih
oleh ketuanya itu sudah selesai disiapkan olehnya.
Bukan mudah bahagi Jadid dalam hal menyiapkan
produk si ketua bahpun ia adalah seorang yang mampu dibidangnya itu, kerana produk
yang dikasihkan oleh Qadim Jahil untuk dibuat olehnya itu sangat rancu, produk
itu sangat tidak beraturan bahkan bahan baku si ketua tidak seutuhnya milik si
ketua sendiri bahpun Qadim ngotot berkata kepada Jadid bahawa itu adalah memang
dari hasil olah pikirnya sendiri.
Yang namun alat olah produk tak pernah
berbohong jika sahaja sesuatu produk yang dimasukkan untuk diolah yang memang
bahan bakunya bukan semuanya milik si pemilik akanlah terlihat jelas di layar
olah. Namun Jadid tidak juga mempersoalkan perihal tersebut walau beberapa kali
ia sudah mengingatkan dan berkata kepada si ketua bahawa jangan pernah main
main dalam hal menggunakan hak milik orang lain dalam membuat satu produk.
Produk si ketua sudah selesai dibuat oleh Jadid
dan sudah dikasih kembali untuk si ketua dalam bentuk yang sudah jadi, si ketua
pun berkata kepadanya. Bahawa beberapa hari ke hadapan ia akan menjumpai
pimpinan untuk memperlihatkan produk yang sudah jadi itu supaya bisa segera
dipasarkan ke publik.
Tapi pada kenyataannya, lebih dari dua pekan
masa berselang belumpun ada tanda tanda bahawa produk mereka itu akan
dipasarkan ke publik dan kejadian demi kejadian terus menimpa Jadid, Jadid
sedemikiannya telah terdhalimi. Ia pun merasa heran atas kejadian yang terjadi
kepada dirinya bahkan sampai pada satu sore Qadim Jahil menjumpai dirinya dan
berkata bahawa Jadid ditegur oleh pimpinan atas sabab satu dan lain hal.
Jadid semakin penasaran dan ia tahu ia memang
sudah berbuat salah, beberapa kali memang ia sudah tak pernah hadir ke lapangan
untuk bekerja sebagaimana mustinya. Ia punya alasan kenapa sampai tidak
bekerja, dan memang ia menunggu untuk ditegur langsung oleh pimpinan, kerana ia
memang ingin bertemu dengan pimpinan.
Setelah Qadim Jahil berkata pada Jadid bahawa
ia ditegur pimpinan dan tak ditunggu lama olehnya, Jadid segera menghadap
pimpinan ia ingin membela diri di hadapan pimpinan, ia tahu dan sadar bahawa ia
tak punya rakan apalagi saudara yang mereka itu pengelola perusahaan yang
berurusan dengan perdagangan tersebut, maka ia datang untuk membela diri
sendiri.
“Membela diri sendiri adalah wajib,” Jadid
berpegang teguh pada kalimat amaran tersebut.
Memang si ketua tim itu punya saudara di
perusahaan dan saudaranya itu mempunyai jabatan sebagai salah seorang pengelola
perusahaan, yangmana Jadid belum genap satu bulan masa bekerja di sana, Jadid
sudah tahu bahawa Qadim Jahil punya saudara di tempat itu oleh kerana Qadim Jahil
sendiri yang memberitahukan Jadid bahawa si ketua timnya itu punya saudara di
perusahaan tersebut.
Si ketua itu memberitahukan Jadid perihal
saudaranya yang salah seorang pengelola perusahaan setelah Jadid membuat sebuah
produk baru di sepekan masa ia baru bekerja di perusahaan tersebut, maka
dariitu si ketua Qadim Jahil tanpa ditanya oleh Jadid langsung memberitahukan
dirinya perihal siapa sebenarnya si ketua itu di situ.
Tentulah pemberitahuan si ketua itu menjadi hal
yang sangat lucu dan geli bahagi diri Jadid, kerana yang sebenarnya ia tak mahu
tahu siapa si Qadim Jahil terlepas daripada jabatan kuasanya ia sebagai ketua
tim pemasaran di perusahaan itu. Nakeuh, kerana memang tujuan utama ia
bergabung dan bekerja di tempat tersebut hanyalah ingin memberikan apa yang
mampu diberikan demi kemajuan bersama.
“Ceritamu panjang sekali, rakan. Dan kenapa
cerita yang sebenarnya baru sekarang ini kaukisahkan, juga kenapa kepada diriku
kaukisahkan itu. Dan kautahu aku juga tak bisa berbuat apa apa di sini,”
“Apa yang bisa aku lakukan? Sedangkan kita sama
sama berada di dalam penjara sekarang ini,” ucap laki laki separuh baya kepada
Jadid di suatu ketika, Jadid dan laki laki paruh baya itu berada di dalam satu
ruang sel.
Perihal Jadid dibui adalah kerana ia telah
membunuh Qadim Jahil beberapa bulan yang lalu, Jadid tak sengaja menginjak
leher si ketua timnya di waktu, kerana rasa kesalnya yang amat sangat terhadap
Qadim Jahil atas fitnah fitnah yang ditujukan kepadanya semasa mereka sama sama
bekerja di sebuah perusahaan yang berurusan dengan perdagangan itu.
Berhingga di satu waktu tak kala Jadid
menjumpai si ketua yangmana nak bertanya dan ingin supaya mereka sama sama
menghadap pimpinan untuk memperjelas segala sesuatu yang berkaitan dengan isu
pemasaran bahawa isu yang tengah hangat hangatnya beredar di kalangan para
pekerja di perusahaan mereka, iaitu; Jadid tidak mematuhi perintah dan sudah
melanggar ketentuan yang sudah disepakati oleh dirinya dengan pihak pimpinan.
Iaitu Jadid sudah memasarkan terlebih dahulu
produknya sendiri ke pasar pada hal sebelumnya pihak pimpinan dan dirinya yang
bernaung di dalam tim pemasaran sudah membuat sebuah keputusan bahawa produknya
dan produk si ketua akan dijadikan satu menjadi produk tunggal dan akan
dipasarkan oleh pihak perusahaan. Itulah isu yang beredar, seolah olah Jadid
tidak menghargai keputusan pimpinan.
Pada halnya, sebelum ia mahu memasarkan
produknya ke pasar ia sudah terlebih dahulu meminta izin produksi kepada
pimpinan, kerana ia tak sanggup lagi menunggu si ketuanya yang selalu beralasan
sibuk, sibuk dan sibuk berhingga sudah dua pekan masa terlewati ia belum sempat
menjumpai pimpinan, dan banyak lagi alasan si ketua itu.
Dan tak kala produk Jadid sudah dipasarkan di
pasaran dan hanya baru sepekan masa dari masa produk itu dipasarkan, ia sudah
didatangi oleh si ketuanya itu dan berkata bahawa pimpinan sudah menyetujui produk
mereka digabung dan supaya sama sama dipasarkan di pasaran.
Kenapa tidak dari dulu sebelum produk Jadid
dipasarkan di pasar dan Jadid sudah menunggu dua pekan masa, ia sudah menunggu
kabar itu dari dua pekan masa yang lalu tapi kenapa di kala produknya memang sudah
dipasarkan di pasar barulah kemudian datang si ketua dan menyampaikan kepada
Jadid apa yang disampaikan oleh pimpinan.
Sedangkan di dua pekan masa yang sudah lewat
itu, di dua pekan masa yang sudah berlalu Jadid sudah menunggu kesimpulan dan ke
mana perginya si ketua, ke mana perginya ia kenapa Qadim Jahil selalu berkata
bahawa dirinya sangat sibuk, tapi kemudian setelah produk Jadid dipasarkan
kenapa lantas kemudian ia membawa kabar yang demikian. Maka terciptalah isu
bahawa Jadid tidak komit, Jadid ingin untung sendiri, Jadid mencari sensasi dan
sebagainya.
Maka dariitu di waktu, tak kala Jadid bertemu
muka dengan Qadim Jahil, ia sangat geram dan dengan seketika tangan dan kakinya
terbang bersamaan mengenai leher dan perut si Qadim Jahil, dengan sekali
pukulan yang bersamaan tersebut Qadim Jahil si ketua itu jatuh terlentang di
hadapannya, seketika pula ia meloncat dan terinjaklah leher si ketua, di seketika
itu pula si ketua pengkhianat itu mati di tempat.
Itulah hal ihwal kenapa Jadid dibui kini. Akan
perusahaan yang berurusan dengan perdagangan itu masihlah ada dan semakin
berjaya kini, perusahaan itu bertambah maju. Saudara si Qadim Jahil pun sudah
dipecat dari jabatannya di sana, maka sekarang ini tinggallah orang orang yang
baik hati, bagus perangai mereka itu.
Berhingga setelah kejadian yang menimpa Jadid
terjadi damailah perusahaan itu, barulah kini semuanya terkuak bahawa beberapa
anggota tim pemasaran itu yangmana tim itu diketuai oleh Qadim Jahil beberapa
tahun terakhir akan anggota daripada tim tersebut terus silih berganti.
Ya, kerana Qadim Jahil tak suka melihat orang
orang yang lebih pandai dari dirinya berada di dalam timnya itu, kerana ia tahu
ia tak akan mampu menyamai kepandaian mereka dari apa yang dimiliki oleh dirinya,
maka ia akan berusaha untuk menyingkirkan mereka mereka itu dari bagian yang
dikepalainya bahpun harus membuat fitnah dan fitnah menfitnah adalah
kebiasaannya.
Namun kini, riwayat Qadim Jahil sudah tamat.
Bahpun Jadid dipenjara yangnamun sekalian pekerja yang ada dan masih bekerja di
perusahaan tersebut sampai sekarang, tetap dan sampai sekarang ini mereka
mereka itu senantiasa berkunjung ke penjara demi melihat Jadid yang tengah
menjalani masa tahanannya.
Tentu sekalian pekerja lainnya dan Jadid sendiri
tidak pernah bermasalah dengan sekalian mereka mereka itu maka hubungan ukhwah
masih tetap terjaga sampai kini dengan sekalian mereka mereka itu. Jadid didhalimi,
ia membela haknya, namun penjara yang ia dapati.
“Allahu Akbar, Allahu Akbar,” seketika
terdengar suara azan menggema.
Jadid terkejut dan ia terbangun dari tidurnya,
kemudian ia memukul mukul dirinya dan rasa sakit pun terasa di badan, ia
memaling ke kiri dan ke kanan ruang kamar tidurnya, Jadid masih mendapati
dirinya berada di ruang kamar tidurnya. Dan rupanya atas semua kejadian yang
dialami olehnya, yang dirinya itu tengah dibui adalah merupakan sebuah mimpi.
Jadid bermimpi, iapun segera bergegas ke kamar
mandi dan berwudhuk, setelah mengganti pakaian tidur, lalu kemudian ia bergegas
ke Mesjid untuk melakukan shalat Subuh berjama’ah. Setelah kewajiban lima waktu
itu selesai ditunaikan olehnya, kemudian iapun mulai melakukan aktivitasnya
seperti sediakala di hari hari yang telah dan akan berlaku.
Syukri Isa Bluka Teubai, penyuka sastra.
0 Comments