Guru dan Balasan yang Tak Sebanding


Gambar Ilustrasi @Syukri Isa Bluka Teubai

Guru dan Balasan yang Tak Sebanding
Oleh; Syukri Isa Bluka Teubai



Hari ini, hari Selasa tanggal 27 November dua hari yang lalu tepatnya di hari Minggu tanggal 25 November masih di tahun 2018 ini, adalah hari guru. Setiap tahun di hari yang bertanggal 25 pastinya di bulan November adalah sudah menjadi hari guru nasional bahagi Indonesia.

Negara negara lain juga punya hari hari tertentu yang di setiap tahunnya juga akan diperingati dengan berbagai cara. Tergantung negara dan daerah masing masingnya bagaimana mereka nak membesarkan, nak memperingati hari hari tertentu itu,

Tak kala berbicara tentang guru, baik itu guru di dayah, di sekolah atawa di mana mana tempat, yang ia adalah pengajar, yang ia adalah mengajari, yang ia juga pernah menasehati, apa yang terpikir di benak anda tak kala mengulang memori tentang mereka?

Dan seberapakah besarnya akan pengaruh ilmu yang sudah mereka berikan untuk anda, seberapa pengaruhnya itu dalam hal keusuksesan yang sudah anda miliki, anda raih sekarang, sampai hari ini dan berapa kali sudah anda bersilaturrahmi dengannya?

Atawa kapankah terakhir anda bertemu dengan sekalian mereka yang telah, yang sudah pernah menjadi guru bahagi anda, secara langsung mahupun secara tidak langsung, yang namun secara sadar akan hati anda itu pernah berguman bahawa seseorang itu adalah sudah menjadi guru bahagi diri dan kehidupan anda.

Bahpun bertahun tahun sudah hari guru ini terus diperingati dan nama sang guru terus didengung dengungkan, akan tetapi apa yang masih terjadi bahagi diri dan kehidupan mereka, apa? Jawab sahaja di dalam hati anda masing masing apa itu jawabannya dan apa sahaja yang masih berlaku terhadap diri dan kehidupan sang guru tersebut.

Saya tak mahu menulis ini dan itu panjang lebar di sini, kerana sama sahaja, dari tahun ke tahun yang namanya guru kontrak tetap sahaja menjadi guru kontrak, yang namanya guru honor tetap sahaja menjadi guru honor, bertahun tahun begitu. Dan bolehlah status mereka itu guru kontrak, tapi dalam masa satu tahun tidak lagi menjadi guru kontrak.

Begitu juga tahun ini, mereka itu guru honor tapi tahun depan mereka tidak lagi honor, tapi, apa? Apa, kenapa hampir bahkan puluhan tahun mereka itu masih menyandang gelar guru honor, guru kontrak, guru bakti dan apalah itu yang semacamnya.

Tidak lagi kita berbicara tentang gaji perbulan 300 ribu dan itupun diterima setiap tiga bulan sekali, itupun kalau cair. Jika tidak cair tiga bulan sekali maka mereka harus menunggu sampai tiga bulan selanjutnya, iaitu enam bulan sekali baru mereka mereka itu bisa menikmati hasil daripada ilmu yang sudah diberikan kepada penerus penerus bangsa ini, wajarkah demikian? Atawa memang sudah begituah nasib mereka itu!

Miris, sangat sangat miris sekali akan perlakuan negara kepada mereka mereka yang diberi gelar dengan Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, ini miris sekali. Semoga ke hadapan dengan setiap tahun adanya acara untuk memperingati hari guru, adanya hari guru, maka setiap tahun pula akan perlakuan negara terhadap sekalian guru guru itu semakin bertambah layak dan baik.

Semoga ke tahun tahun hadapan akan kesejahteraan bahagi mereka mereka itu semakin, senantiasalah terus membaik, jangan lagi jika tahun ini mereka masih menjadi guru honor, guru kontrak di tahun hadapan pun mereka masih menyandang gelar tersebut, jangan lagi, semoga.

“Tiadalah sebanding akan balasan yang engkau dapatkan dari apa yang sudah engkau lakukan, memang dirimu tak pernah menuntut itu, kami tahu.

Setiap hari pagi engkau datang untuk membekali anak anak bangsa bahpun mereka dan siapa sahaja tak pernah bertanya dan tak pernah sekalipun mahu tahu di rumahmu hari ini ada bekal makanan apa.

Engkau penyabar, segenap kasih sayang ada pada dirimu, engkau tulus dan selalu menyertai anak anak didikmu, engkau tak pernah berhenti mengayomi, menyayangi, engkaulah guru sejati.”


Syukri Isa Bluka Teubai, penyuka sastra.

Post a Comment

0 Comments