Sebuah Novel; Elegi Berkasih di Bandar Darussalam {23}



Sebuah Novel;

"Elegi Berkasih di Bandar Darussalam"

Karya; Syukri Isa Bluka Teubai


-{({ 95 })}-

Sudahlah Bahagi Keduanya Halal

***

Lela sudah pun kembali ke kosannya daripada rumahnya yang berada di simpang Empat Glee Kapai, kampung Raya Dagang, Matang Glumpang Dua, Bireun. Walau kakinya belum sembuh total, mengingat apabila tidak kembali untuk kuliah lagi, berarti ia harus mengambil non aktif untuk semester tujuh ini.

Berdasarlah daripada persoalan, akanlah rugi jadinya, akanlah tiada sampai pada cita citanya yang dahulu, bahkan menjadilah sirna akan daripada semua keinginannya itu. Bahpun harus memakai tongkat ia tetap sedianya pergi ke kampus.

Bukan satu bulan atawa dua bulan dara tersebut harus mengunakan alat bantu adakala tongkat  untuk ke kampus, akan tetapi adalah beberapa bulan ia harus terus begitu, tiada dipedulinya akanpada rakan rakan yang mengejeknya.

Walau memang di hadapannya mereka, orang orang yang suka mengejek siapa sahaja, manusia manusia yang memiliki sifat demikian tiada pernah berkata demikian untuknya. Yang namun ia dan mungkin siapa sahaja yang tengah dan sudah mengalami hal yang sama bisa merasakan akan hal tersebut dengan sendirinya.

Oleh sabab Lela seorang yang rajin mengulang akan pelajaran, ia seorang anak yang cerdas, maka dariitu sekalian rakan rakannya tiada berani mengata ngatainya terang terangan mereka takut bahawa nantinya Lela tidak akan mahu membantu, memberi jawaban di waktu ujian.

Perangai yang seperti itu adalah pada mereka mereka, manusia manusia yang tak mampu bersaing secara bersih di dalam kehidupan ini, rakan rakan yang demikian tetap melakukan cara buruk bahkan cara yang terburuk sekalipun akan dicari demi merusak kehidupan karibnya yang tak sanggup disaingi secara bersih, baik di dalam rupa, mahupun pada yang lainnya.

Pernah suatu hari, hampir sahaja ia terjatuh daripada tangga kampusnya oleh sabab tersaruk akan tongkatnya. Untung sahaja akan hal yang tidak diinginkan itu tidak terjadi. Ia bisa mengontrol dan mengembalikan keseimbangan diri pada tubuh yang tengah diuji tersebut.

-{({ 96 })}-   

Namun walau bagaimanapun ia tetap sangat bersemangat untuk tidak pernah libur dalam mengikuti sekalian mata kuliah di semester tujuh itu. Walau  ianya tengah sakit, dan selama beberapa bulan di kala waktu dara itu hanya memakai sebelah sahaja daripada sepatunya.

Kerana memang pada kaki sebelah kiri tidak bisa dipakaikan akan sepatu sepatu itu, masih belum sembuh dan terbalut akan kaki itu oleh perban, masihlah terbalut akan kaki kiri itu dengan semen gipsum. Jadi perempuan tersebut hanya memakai sepatu untuk kanannya sahaja.

Pernah sekali waktu Azis disuruh untuk menjemput akan Suci Lelanya itu di kampus menggunakan kereta, oleh sabab tukang becak langganan yang selalu mengantar-jemput daranya setiap hari hari kuliah kebetulan berhalangan, tukang becak itu mendadak harus pergi ke suatu tempat mengantar keluarganya.

Sesampai Azis di kampus dan Lela dengan senyum bahagia menyambut kedatangan seorang lelaki yang sangat spesial itu untuk menjemputnya pada hari tersebut. Lela ditemani oleh beberapa rakan yang senantiasa selalu setia menemani kegiatan kegiatannya di tempat kuliah itu.

Dan kereta itupun diberhentikan tepat di samping dekat dengan Lela, supaya dara itu tidak terlalu jauh berjalan untuk menaiki akan kerata itu. Dengan sigapnya Suci Lela berdiri dan menopang tubuhnya dengan dua tongkat yang memang benar benar ke mana sahaja ia pergi ditemani oleh tongkat tersebut.

Rakan rakannya pun dengan sigapnya membantu dara itu untuk naik ke atas kereta, ada yang memegang tongkatnya, ada yang menuntun dirinya ada yang memegang tasnya dan setelah ia berada di atas kereta barulah tas dan tongkat dikasih kembali untuk dirinya oleh rakan rakan yang senantiasa membantunya.

Sekilas jikalau dara itu dilihat tak kala ia tengah duduk adakala di atas kursi atawa tengah duduk di mana sahaja tempat, adalah seakan akan dirinya itu tiada kenapa napa. Terlihat seperti biasa tidak terlihat seperti orang yang tengah patah akan kakinya.

Inilah kali pertama bahagi Azis berkesempatan untuk menjemput akan kekasih haramnya di kampus di mana dara tersebut kuliah, dengan sangat berhati hati tak kala mengendarai akan kereta dan pemuda tersebut pun sampai jua ke kosannya Lela yang berada di komplek Padee Permai, Cot Iri, Ulee Kareng.

-{({ 97 })}-   

Di sana keduanya sudah ditunggui oleh tantenya Lela, yang saban hari menemani dirinya di kosan, selain daripada rakan kosannya Fitri Al Fify. Adalah ia bersama tantenya di kosan jika karibnya Fitri tengah masuk kuliah.

Setelah hari itu, setelah kesempatan pertamanya untuk membawa pulang Lela ke kosannya berhasil dilakukan akan Azis sangat sangat berkeinginan lagi untuk selalu bisa menjemput Lela di kampusnya, bahpun dengan menggunakan kereta yang sungguh sangat membahayakan daranya.

Akan membahayakan akan perempuan yang tengah mengalami musibah iaitu patah tulang di kaki kirinya. Namun begitulah adakala cerita kehidupan yang tengah dilakoni oleh mereka itu, akan pengorbanan yang luar biasa di dalam hubungan cinta di antara keduanya.

“Coba sahaja, seandainya saya punya mobil, pasti setiap hari akan menjemputmu.”

“Bukan tidak bersyukur atas semua yang telah diberikan Allah SWT, tetapi saya sangat kasihan padamu Lela, apalagi dengan keadaanmu yang seperti sekarang,” guman Azis di dalam hatinya.

Air matanya kian indah mengaliri liang bola keindahan di pipi itu, pemuda penyuka sastra tersebut terus teringat akanpada Lelanya yang begitu teguh dan sabar. Padahalnya akan perempuan tersebut merupakan  anak orang berada tetapi kesederhaan Lela luar dari biasanya.

Dan dara tersebut sangat menikmati bepergiannya ke kampus walau diantar-jemput oleh becak mesin yang memang sudah disewa oleh orang tuanya untuk setiap sa’at membawa dirinya ke kampus. Ia juga begitu menikmati akan perjalanan pulang pergi dari kampus dengan kereta.

-{({ 98 })}-

“Sungguh akan pengorbananmu yang demikian itu duhai, Lela, sangat pantas menjadi contoh bahagi siapa sahaja mereka yang peka,” Azis kembali berguman sendiri.

“Walau untuk pekerjaan dunia engkau begitu bersemangat adalah untuk pekerjaan akhiratmu, saya sangat yakin bahawa engkau akan lebih daripada itu.”

“Yangmana kita hanya manusia biasa, belum mampu sedemikian rupa untuk perbuatan dan melakukan pekerjaan yang lebih berat lagi demi perbuatan yang mampu memperbanyak amal di akhirat nanti.”

“Kita masih pada tahap percobaan!” Azis tengah sendiri di bawah pohon cemara yang mengelilingi Krung Lamnyong, Darussalam.

Menuntut ilmu wajib adanya, tergantung pada lingkaran mana yang disertai oleh masing masing pelaku, tergantung si penuntut ia lebih suka apa daripada kemajuan yang nak digelutinya untuk dirinya tersebut.

Niscaya akanpada pahala yang didapati nanti juga tetap sama sahaja, terpulanglah semuanya pada kalimah ‘an-niah’ itu sendiri. Sebelum seseorang melakukan sesuatu nawaitunya bagaimana, apa nawaitunya, maka ia akan mendapat dari apa yang dinawaitukannya itu.

“Abang sungguh sayangkan Lela, sungguh cintakan Lela,” pemuda yang tengah berada di bawah salah satu pohon cemara di tepi Krueng Lamnyong, Darussalam, kembali berguman sendiri, suaranya serak.

Dengan kesungguhan dan kemantapan akan niat di hati, pemuda itu memberanikan diri bertemu ayah Lela. Inginnya meminta dara tersebut untuk dipinang, dinikahinya. Hasrat itu telah bulat, dengan keyakinan yang seyakin yakinnya.

Dan selebih daripada itu sudahlah dikembalikannya semua akan persoalan di kehidupan nantinya itu, sudahlah dikembalikan semuanya kepada Allah Ta’ala, kerana hanya Allah-lah sang penentu bahagi segala galanya, Allah-lah yang patut disembah tidak ada yang lain daripada-Nya.   

Ia bertemu muka secara langsung dengan Ayah Lela, tiada dipikirnya lagi apa apa yang akan berlaku ke hadapan nantinya. Diterima atawa ditolak ianya, ditertawai ianya ia sudah tidak peduli lagi pada hal hal yang demikian.

Bersambung.....


Nantikan kisah selanjutnya, semoga novel pertama saya ini berkenan di hati anda.

Terimakasih untuk anda yang sudah mahu membaca.

Hormat Saya; Syukri Isa Bluka Teubai.
Banda Aceh, 08 Juni 2018.

Post a Comment

0 Comments