Sebuah Novel;
"Elegi Berkasih di Bandar Darussalam"
Karya; Syukri Isa Bluka Teubai
-{({ 67 })}-
Rumah Sakit
***
Ia
bersalaman, menyalami akan tangan dari lelaki yang sudah berdiri dari duduknya itu
tak kala melihat dirinya mendekat ke arahnya dan sang ayah langsung
mempersilahkan akan pemuda tersebut untuk masuk ke dalam ruang rawat bahagi
setiap pasien yang masih, tengah memerlukan perawatan.
Di dalam
ruang rawat, pun sudah ada ibu, adik perempuan, akan adik lelaki semata wayang
dari kekasihnya itu, akan Fajriana, Ira dan ada beberapa lagi dari rakan rakan lain
yang tengah berkesempatan untuk menjenguk akan dara tersebut, Azis pun
menyalami semua mereka.
Sejenak akan pemuda yang baru sahaja sampai di
dalam ruang rawat akan rumah sakit tentara republik tersebut, menatap ke arah Lela
kekasihnya itu, kemudian pandangannya mengarah ke kaki kiri daranya yang sudah
disemen.
Lalu iapun
berbaur bersama semua mereka mereka yang ada, yang tengah berada di dalam ruang
Duku, yangmana akan ruangan yang namanya itu diambil dari salah satu nama buah
buahan dan di situlah kini daranya tengah dirawat. Akan rumah sakit tentara
republik tersebut berada dekat dengan simpang Lima, Bandar Darussalam ini.
Malam itu
Azis ingin sekali untuk menginap di sana, namun belum pada waktunya, mungkin. Kerana
ia masih ragu ragu untuk melakukan hal itu, pada halnya akan rasa yang demikian,
akanpada rasa ingin menginap di rumah sakit sangatlah bergejolak di dalam
dirinya.
Dan pada malam
selanjutnya ia sudah tak sanggup lagi untuk melawan akan gejolak, akanpada rasa
yang kian dahsyat itu, sudahlah teguh tekadnya, dengan segenap asa di jiwa yang
dikandung oleh raganya. Ia pun memberanikan diri untuk menginap di rumah sakit.
Akhirnya akan
pemuda penyuka sastra tersebut berkesempatan juga untuk bisa menemani, menjaga
Lelanya yang tengah berada di ruang Duku, rumah sakit tentara republik yang
hanya berjarak beberapa meter sahaja dari simpang Lima. Ianya, telah pun
berhasil untuk melawan sekalian rasa, malu, canggung, ragu ragu dan lain
sebagainya.
Akanlah pada
rasa yang amat terasa di dalam dirinya walau dalam pada hukum ianya belumlah,
masih bukan siapa siapanya Lela. Bahkan juga akan pemuda itu belum pun memiliki
status apa apa di mata orang tua perempuan kekasihnya itu terlebih lagi dalam
pada hukum agama islam.
-{({ 68 })}-
Memang
sudahlah pastinya iya, adanya, jelas sudah akan status Azis sebagai seorang
kekasih hati bahagi perempuannya, di mata Suci Lela, akan pemuda itu jelas
kekasihnya. Jika menurut daranya, akan kekasih yang tengah ditimpa ujian
kehidupan, jelaslah sudah pada status dari diri sang lelaki pilihan tersebut.
Akan
pemuda penyuka sastra itu sudahlah bagaikan seorang pelindung bahagi dirinya yang
sekaligus akan pemuda pujaan selalulah didamba damba akan kehadirannya oleh
dara yang tengah ditimpa musibah untuk bisa menginap, menemaninya di masa masa
seperti ini.
Ayah
Lela, Ihsan adik lelaki semata wayangnya, dan seorang lagi akan lelaki yang turut
dibawa serta oleh keluarganya tak kala berangkat dari kampung ke Banda Aceh di
beberapa hari yang lalu, yang lelaki tersebut adalah untuk menggantikan posisi
pengemudi.
Untuk
menggantikan posisi sopir yang mengemudikan mobil jikalau sahaja sang ayah dilanda
lelah dalam perjalanan, adalah lelaki tersebut yang menggantikannya. Malam itu
mereka berempat yang menemani Lela di rumah sakit tentara republik.
Dan
pastinya di malam tersebut niscayalah membuat suasana hati Lela berbeda rasa dari
malam malam dan dari kesempatan kesempatan sebelum sebelumnya, oleh kerana
akanpada lelaki kekasihnya itu sudah berada dekat dengan dirinya.
Akan lelaki
harapan masa hadapannya itu turut menemani, menjaganya, menginap bersama sama
di dalam ruang Duku rumah sakit yang tak jauh dari simpang Lima, Bandar Aceh
Darussalam, akan negeri para raja raja tempoe dulu.
Adapun
ibu dan adik perempuannya telah pun kembali pulang ke kampung halamannya yang
berada di Matang Glumpang Dua pada hari kemarin, kerana selain daripada adik
perempuannya yang tengah masa masa ujian sekolah juga kerana sang ibu ada
keperluan mendadak, adalah hal yang semustinya diselesaikan di kampung.
Adalah
kegelapan telah bersemayam bersama malam yang semakin larut dan pekat, akanlah
pada kelam kegelapan yang sudah diciptakan itu sedianya bisa membutakan penglihatan
dan memekakkan pendengaran. Allah SWT telah mentakdirkan akanpada hal kejadian
semua itu sudah pun terjadi, berlaku begitu sahaja.
-{({ 69 })}-
Tersampailah
sudah akanpada hajat, akan hasrat yang terus membuana di jiwa, sungguh sangatlah
bergairah, pemuda itu tengah bergembira pada asa yang terasa, berhingga menyebabkan
akanpada sesak bersarang, menyerang ke ulu dada.
Keluhan
keluhan yang beberapa hari sudah sangat bergejolak di dalam diri akan pemuda
yang ingin sekali untuk menginap di rumah sakit, pun lara dan lari, lenyaplah
sudah sekalian keinginan tersebut dalam seketika.
Sekalian
duka lara itu telah pergi menuju singgasana prasa, kini bergejolaklah akan rasa
bahagia begitulah akanpada prasa yang tengah dirasakan oleh Azis kerana malam
itu dirinya bisa menemani akan Peunawa hatinya di tempat yang namanya rumah
sakit tersebut.
Akan
tetapi tempat yang dinamai dengan rumah sakit itu bisa membuat sekalian
manusia, siapa sahaja mereka yang datang untuk mencari penawar daripada keluh
kesahnya, daripada sakitnya, akanlah sekalian manusia tersebut menemukannya,
bisa sehat mereka itu setelah berobat di sana.
Tentulah
kerana Yang Maha Menghendaki, sudahlah berkehendak pada ketentuan-Nya bahagi
sekalian manusia yang tengah sakit itu akanlah di sana akan menuai kesembuhannya,
kerana memang akanpada takdir untuk kesembuhan bahagi mereka mereka itu
memanglah tengah berada di rumah sakit yang bisa membuat siapa sahaja akan
sehat tak kala sudah berada di tempat tersebut.
Hari
Jum’at tepat pada pukul sebelas akan waktu di indonesia bahagian barat, adalah dokter
yang menangani Lela, masuk sekali lagi untuk mengecek dan memastikan bahawa
dara itu sudah bisa dibawa pulang ke rumah.
Dan setelah
semua pengurusan di rumah sakit tentara republik itu selesai, akan perempuan
yang sudah disemen daripada kakinya yang patah itu, pun dibawa pulang ke kosan,
dahulu. Kerana sang ayah ingin beristirahat sejenak waktu di kosan anak daranya
yang berada di komplek Padee Permai, Cot Iri, Ulee Kareng.
-{({ 70 })}-
Kerana
pada hari Jum’at itu juga Lela akan dibawa pulang ke rumah orang tuanya yang berada
di kampung halamannya. Mereka sudah sepakat untuk membawa pulang dara tersebut ke
Matang Glumpang Dua, di sore hari itu juga.
Tangan
Azis masih melambai lambai, ia terus melambai lambaikan akan tangannya, pemuda
itu tidak menyadari, ia itu tidak sadar bahawa akanpada Lela, mobil yang
membawa daranya, sudah beberapa sa’at meninggalkan akan halaman parkir rumah
sakit tersebut.
Bahkan
beberapa orang yang tengah berada di areal parkir rumah sakit tengah melihat akanpada
kelakuan Azis yang begitu, tangannya masih sahaja melambai lambai ke arah mobil
ayahnya Lela, yang mobil itu entah sudah berada di mana.
Tersadar
daripada kejanggalan yang tengah dilakukannya, seketika raut di wajahnya itu, pun
berubah. Jika tadi nampak lelah dan kuyu, namun sekarang ini raut wajahnya itu sudahlah
berubah menjadi sangar, apalagi tak kala menoleh ke arah orang orang yang sudah
memperhatikannya.
Sekalian
mereka yang tadi tengah memandanginya pun seketika membuang pandang darinya, tidak
lagi melihat ke arah Azis, kemudian mereka berlalu satu persatu, seolah olah
mereka itu tidak pernah tahu menahu akanpada kejadian, akanpada tingkah laku
dari pemuda yang tadi melambai lambai tangannya dengan tak sadarkan diri.
Sesampainya
di jalanan, setelah pemuda itu keluar daripada gerbang rumah sakit tersebut,
tak kala dirinya tengah mengendarai akan keretanya. Tiba tiba terbahak bahaklah
ia, tawanya pecah. Pemuda penyuka sastra itu sangatlah merasa malu atas apa
yang sudah berlaku pada dirinya di areal parkir rumah sakit.
Ia tak
bisa membayangkan akanpada hal kejadian, dirinya sangat sangat malu pada orang
orang yang telah memperhatikan akan tingkahnya di halaman parkir tadi, walaupun
akan kejadian itu sudah pun berlaku, ia tetap juga masih merasa geli.
Yang
namun ia tadi sempat berlakon menjadi seorang pemarah, memasang wajah sangar kepada
sekalian mereka yang tengah melihatnya, sudahlah pasti orang orang tersebut
melihatnya kerana tingkahnya, ia sangat menyadari akanpada prilaku konyolnya itu.
Bersambung.....
Nantikan kisah selanjutnya, semoga novel pertama saya ini berkenan di hati anda semua.
Terimakasih bahagi anda yang sudah mahu membaca.
Hormat Saya; Syukri Isa Bluka Teubai.
Banda Aceh, 18 Mey 2018.
0 Comments