Sebuah Novel;
"Elegi Berkasih di Bandar Darussalam"
Karya; Syukri Isa Bluka Teubai
-{({ 30 })}-
Balai Bambu Beratap Rumbia
***
“Saya pun dulunya heran, entah darimana
timbul akal untuk mandi di awal pagi sebelum melakukan shalat subuh.”
“Dan rupanya sesudah mempraktekkan itu,
mandi sebelum melakukan shalat subuh dan sampai sekarang ini.”
“Malahan saya merasa lebih leluasa, orang
orang tak lagi bisa syuriga, hhmmm,” sebuah senyuman kemenangan kembali merekah
menghiasi mulut wajah pemuda yang kini masih, tengah berada di atas balai bambu
beratap rumbia, ia juga masih sendiri di sana.
Adalah mandi
di awal pagi, sebelum melaksanakan shalat subuh juga adalah bahagian daripada
menjaga tubuh supaya senantiasa tetap segar bugar adanya sampai pada siang
harinya. Bahpun tengah banyak beraktifitas.
Juga oleh
kerana ada rasa malu yang berlebihan pada mertuanya apabila nanti di awal pagi
malam malam sunat, seperti malam Senin, Kamis dan Jum’at. Terdengar oleh
mertuanya hempasan air membasahi lantai kamar mandi.
Bahpun
sudahlah pastinya mereka, para sekalian mertua itu tentulah sudah sangat sangat
tahu bahawa sang pengantin baru tengah mandi junub untuk mensucikan diri. Geli,
hatinya pun geli berlebihan tak kala ia membayangkan akanpada mertua yang
menyadari bahawa menantunya itu tengah mensucikan diri.
Bahpun memang
sudah pada kodratnya akan lelaki dan perempuan yang sudah halal daripada
hubungan antara mereka itu, antara satu sama lainnya, apalagi mereka yang baru
baru sahaja menjadi pengantin baru.
Sudahlah
pada haqnya untuk melakukan akan hubungan suami isteri. Siapa yang tidak maklum
akanpada hal yang demikian pada pengantin baru! Namun Azis tetap pada
prinsipnya, ia memulai pekerjaan baru, adalah mandi sebelum shalat subuh di
dalam hidupnya itu sesudah ia menikah.
Pukul
sebelas menjelang siang hari, ia ke pasar membeli ikan dan perlengkapan akan
makan siang untuk pukul dua belas lewat tiga puluh menit nantinya. Setelah
makan siang melaksanakan shalat Zhuhur, istirahat sejenak.
-{({ 31 })}-
Pukul dua
di siang menjelang sore hari ia akan kembali untuk melakukan aktifitasnya,
adakala itu membaca ulang akanpada tulisan tulisan yang sudah ditulis olehnya
dan itu dilakukan bersama si buah hati pertamanya yang sekarang sudah berumur
hampir tiga tahun.
Sedangkan
Al Asyi adiknya Asykar yang masih kecil, yang baru berumur satu tahun itu, belumlah
bisa diajak untuk membaca bersamanya. Sepekan masa sesudah lebaran, adalah
waktunya untuk mengunjungi sekalian saudara, rakan dan lain sebagainya yang
mereka mereka tersebut sudah menetap di Banda Aceh.
Sesudah
Ashar, atawa sekira pukul lima di sore hari, Aziz, istri dan kedua anaknya itu,
barulah keluar daripada rumah mereka. Nakeuh, bersilaturrahmi dengan keluarga
keluarganya yang lain, rakan rakan sekolah menengah ke atas dahulu, karib karib
kuliah dan lainnya yang semua mereka itu berada, masih menetap di ibu kota
provinsi. Saban hari akan kegiatan keluarga tersebut terus begitu.
Di
ibukota provinsi Aceh, iaitu di kota Banda Aceh, ia dan pujaan hatinya, kini, mereka
berdua sudah menetap dan tinggal di dalam satu atap rumah dan baru, sudah empat
tahun lamanya sampai dengan sekarang ini. Dan pada dasarnya mereka itu sudahlah
puluhan tahun lamanya telah menetap di Bandar ini.
Kerana Lela,
seusai tamat dari Misbahul Ulum, setelah selesai dari sekolah menengah ke atas
dahulu, dara itu langsung, sudah pun menetap dan kuliah di bandar ibukota ini.
Jika Azis, barulah ia menetap dan kuliah di UIN Ar-Raniry sesudah dua tahun tamat
dari sekolah menengah ke atas.
Pada sa’at
itu, sesudah tamat daripada SMA sudah pun Azis dan Lela berada di ibu kota
provinsi Aceh, namun di kala waktu belumlah keduanya tinggal di bawah atap yang
sama, adalah keduanya itu dahulu, belum memiliki akan hubungan yang sah, juga sama
sama masih mencari gelar sarjana di Bandar Darussalam ini.
Sebelum magrib biasanya mereka telah berada di rumah, jika di tempat yang dikunjungi tadi tidak ada kegiatan apa apa. Adapun tak kala mereka akan melaksanakan kewajiban pribadi sebagai seorang muslim, maka keduanya akan bergantian menjaga sibuah hati. Kecuali istrinya tengah datang masa haidh.
Sebelum magrib biasanya mereka telah berada di rumah, jika di tempat yang dikunjungi tadi tidak ada kegiatan apa apa. Adapun tak kala mereka akan melaksanakan kewajiban pribadi sebagai seorang muslim, maka keduanya akan bergantian menjaga sibuah hati. Kecuali istrinya tengah datang masa haidh.
-{({ 32 })}-
Bahpun di
rumah tersebut banyak penghuninya adakala seperti Mahlil, akan sepupu sepupu
daripada keduanya dan rakan rakan mereka yang lain, yang namun Azis dan Lela
jarang sekali untuk menyuruh nyuruh akanpada sekalian mereka mereka itu.
Jika
kedua anaknya sudah lelap di dalam tidur, Aziz dan Lela baru sama sama bisa, adakalanya
untuk bercanda, manja memanjai. Bertukar tukar cerita sampai malam larut,
sampai terpejam akan mata daripada keduanya di dalam pelukan yang dipenuhi oleh
gairah cinta masing masingnya.
Begitulah
akan kegiatan sehari harinya Aziz, seperti itulah akan kesibukan, akan kebiasaan
sang pemuda kampung yang menginginkan hidupnya berbeda dan dikenal oleh
penduduk dunia, yangmana akan kegiatannya tersebut sudah berlaku dari empat tahun
yang lalu sampai dengan hari ini adalah bersama keluarga tercintanya.
Sesudah
berkeluarga, menikahi akan kekasih yang dahuluya masih haram bahaginya, yang
dahulu ia mati matian mencintai akan dara tersebut, yang dahulunya kisah mereka
sangat berliku, adalah daripada hubungan asmara antara keduanya.
Kerana memang
sudah begitulah berlakunya akanpada setiap hubungan. Dan siapa sahaja mereka jika
pun sudah saling memahami, tetap, akanlah ada perbedaan dalam berpendapat,
sesekali. Jika tidak demikian, tidaklah itu dinamakan satu ikatan.
Dan akan
umur daripada pernikahan Aziz Muhammad Zul dan Suci Lela sekarang ini, tepat
pada pukul 12:00 WIB nanti, adalah sesa’at lagi, di Rabu malam. Di mana pemuda
penulis tersebut masih tengah merenung sendiri di atas balai bambu beratap rumbia
berlantaikan pohon pinang yang sudah dibelah belah dan dirapikan segi seginya.
Akanlah
hubungan pernikahan antara keduanya itu memasuki akanpada tahun ke empat
daripada menjalani akan sebuah hubungan yang sudah halal itu dengan perempuan pujaan
yang telah memberikannya dua orang anak lelaki yang imut lagi manis.
-{({ 33 })}-
Sesudah
menikahi akan dara Matang tersebut, adalah tanggal tanggal sudah menajdi
kenangan dan selalu akan diperangati berdua pada setiap tahunnya apalagi di
kesempatan ini sebentar lagi itu mahu memasuki tahun yang ke empat dari tahun
pernikahan mereka. Juga malam ini, adalah malam Kamis.
Azis Muhammad
Zul dan Suci Lela senatiasa memperingati akan tanggal daripada awal tumbuhnya
benih benih kisah diantara keduanya itu dengan keridhaan, apalagi kerana ini
malam, adalah malam sunnah bahagi sepasang kekasih yang sudah halal.
Akan
suami istri untuk beribadah dalam nikmat kepada tuhannya, akanlah sangat
indahnya malam ini bahagi Lela dan Azis, juga bahagi sekalian suami istri,
keranalah di malam malam sunnah tersebut mempunyai akan kelebihan yang sangat
luar biasa.
Masalah
masalah yang tengah terjadi di dalam sebuah rumah tangga, manusia, akanlah
seketika bisa hancur, meleburlah seketika sebagaimana meleburnya salju tak kala
disinari matahari, di bawah teriknya menjadilah air yang mengalir. Adalah pada malam
malam sunnah itu, iaitu, Senin, Kamis dan Jum’at.
Yangmana pada
setiap kisah yang sudah berlaku antara keduanya akan Azis pastilah akan
dituliskannya ke dalam buku, seperti halnya tak kala mereka tengah memperingati
hari di tanggal yang bersahaja semasa masih membina hubungan haram dengan
kekasihnya yang kini sudahlah ia menjadi halal bahaginya.
Sedari
dahulu Azis sudah menulis setiap moment moment yang akan menjadi sejarah,
khususnya bahagi kehidupan keduanya tersebut ke dalam buku catatannya. Bahpun
di kala waktu, semasa belum tinggal di bawah satu atap rumah yang sama.
Mereka
tetap sama sama memperingati akan hari pertama tersambungnya akan tali
silaturrahmi antara keduanya, secara terpisah pisah, kerana di masa mereka
belum mempunyai jalinan yang sah antara satu sama lainnya. Yang namun tanggal
bahagia itu tetap terus diperingati bersama.
Suci
Lela, akan kekasih halalnya itu, dari dahulu Aziz telah memberitahukan akan
perempuan rupawan tersebut, pabila suatu masa nanti, apabila mereka memang
berjodoh nantinya, dan apabila keduanya sudah menikah.
Bersambung.....
Nantikan kisah selanjutnya, semoga novel pertama saya ini, berkenan di hati anda semua.
Terimakasih banyak untuk yang sudah mahu membaca!
Hormat Saya; Syukri Isa Bluka Teubai.
Banda Aceh, 10 Mey 2018.
0 Comments