Sebuah Novel; Elegi Berkasih di Bandar Darussalam {8}


Sebuah Novel;

"Elegi Berkasih di Bandar Darussalam"

Karya; Syukri Isa Bluka Teubai


-{({ 30 })}-

Balai Bambu Beratap Rumbia
***


“Saya pun dulunya heran, entah darimana timbul akal untuk mandi di awal pagi sebelum melakukan shalat subuh.”

“Dan rupanya sesudah mempraktekkan itu, mandi sebelum melakukan shalat subuh dan sampai sekarang ini.”

“Malahan saya merasa lebih leluasa, orang orang tak lagi bisa syuriga, hhmmm,” sebuah senyuman kemenangan kembali merekah menghiasi mulut wajah pemuda yang kini masih, tengah berada di atas balai bambu beratap rumbia, ia juga masih sendiri di sana.

Adalah mandi di awal pagi, sebelum melaksanakan shalat subuh juga adalah bahagian daripada menjaga tubuh supaya senantiasa tetap segar bugar adanya sampai pada siang harinya. Bahpun tengah banyak beraktifitas.

Juga oleh kerana ada rasa malu yang berlebihan pada mertuanya apabila nanti di awal pagi malam malam sunat, seperti malam Senin, Kamis dan Jum’at. Terdengar oleh mertuanya hempasan air membasahi lantai kamar mandi.

Bahpun sudahlah pastinya mereka, para sekalian mertua itu tentulah sudah sangat sangat tahu bahawa sang pengantin baru tengah mandi junub untuk mensucikan diri. Geli, hatinya pun geli berlebihan tak kala ia membayangkan akanpada mertua yang menyadari bahawa menantunya itu tengah mensucikan diri.

Bahpun memang sudah pada kodratnya akan lelaki dan perempuan yang sudah halal daripada hubungan antara mereka itu, antara satu sama lainnya, apalagi mereka yang baru baru sahaja menjadi pengantin baru.

Sudahlah pada haqnya untuk melakukan akan hubungan suami isteri. Siapa yang tidak maklum akanpada hal yang demikian pada pengantin baru! Namun Azis tetap pada prinsipnya, ia memulai pekerjaan baru, adalah mandi sebelum shalat subuh di dalam hidupnya itu sesudah ia menikah.


Pukul sebelas menjelang siang hari, ia ke pasar membeli ikan dan perlengkapan akan makan siang untuk pukul dua belas lewat tiga puluh menit nantinya. Setelah makan siang melaksanakan shalat Zhuhur, istirahat sejenak. 

-{({ 31 })}-


Pukul dua di siang menjelang sore hari ia akan kembali untuk melakukan aktifitasnya, adakala itu membaca ulang akanpada tulisan tulisan yang sudah ditulis olehnya dan itu dilakukan bersama si buah hati pertamanya yang sekarang sudah berumur hampir tiga tahun.

Sedangkan Al Asyi adiknya Asykar yang masih kecil, yang baru berumur satu tahun itu, belumlah bisa diajak untuk membaca bersamanya. Sepekan masa sesudah lebaran, adalah waktunya untuk mengunjungi sekalian saudara, rakan dan lain sebagainya yang mereka mereka tersebut sudah menetap di Banda Aceh.

Sesudah Ashar, atawa sekira pukul lima di sore hari, Aziz, istri dan kedua anaknya itu, barulah keluar daripada rumah mereka. Nakeuh, bersilaturrahmi dengan keluarga keluarganya yang lain, rakan rakan sekolah menengah ke atas dahulu, karib karib kuliah dan lainnya yang semua mereka itu berada, masih menetap di ibu kota provinsi. Saban hari akan kegiatan keluarga tersebut terus begitu.

Di ibukota provinsi Aceh, iaitu di kota Banda Aceh, ia dan pujaan hatinya, kini, mereka berdua sudah menetap dan tinggal di dalam satu atap rumah dan baru, sudah empat tahun lamanya sampai dengan sekarang ini. Dan pada dasarnya mereka itu sudahlah puluhan tahun lamanya telah menetap di Bandar ini.

Kerana Lela, seusai tamat dari Misbahul Ulum, setelah selesai dari sekolah menengah ke atas dahulu, dara itu langsung, sudah pun menetap dan kuliah di bandar ibukota ini. Jika Azis, barulah ia menetap dan kuliah di UIN Ar-Raniry sesudah dua tahun tamat dari sekolah menengah ke atas.   

Pada sa’at itu, sesudah tamat daripada SMA sudah pun Azis dan Lela berada di ibu kota provinsi Aceh, namun di kala waktu belumlah keduanya tinggal di bawah atap yang sama, adalah keduanya itu dahulu, belum memiliki akan hubungan yang sah, juga sama sama masih mencari gelar sarjana di Bandar Darussalam ini.

Sebelum magrib biasanya mereka telah berada di rumah, jika di tempat yang dikunjungi tadi tidak ada kegiatan apa apa. Adapun tak kala mereka akan melaksanakan kewajiban pribadi sebagai seorang muslim, maka keduanya akan bergantian menjaga sibuah hati. Kecuali istrinya tengah datang masa haidh.


-{({ 32 })}-


Bahpun di rumah tersebut banyak penghuninya adakala seperti Mahlil, akan sepupu sepupu daripada keduanya dan rakan rakan mereka yang lain, yang namun Azis dan Lela jarang sekali untuk menyuruh nyuruh akanpada sekalian mereka mereka itu.

Jika kedua anaknya sudah lelap di dalam tidur, Aziz dan Lela baru sama sama bisa, adakalanya untuk bercanda, manja memanjai. Bertukar tukar cerita sampai malam larut, sampai terpejam akan mata daripada keduanya di dalam pelukan yang dipenuhi oleh gairah cinta masing masingnya.

Begitulah akan kegiatan sehari harinya Aziz, seperti itulah akan kesibukan, akan kebiasaan sang pemuda kampung yang menginginkan hidupnya berbeda dan dikenal oleh penduduk dunia, yangmana akan kegiatannya tersebut sudah berlaku dari empat tahun yang lalu sampai dengan hari ini adalah bersama keluarga tercintanya.

Sesudah berkeluarga, menikahi akan kekasih yang dahuluya masih haram bahaginya, yang dahulu ia mati matian mencintai akan dara tersebut, yang dahulunya kisah mereka sangat berliku, adalah daripada hubungan asmara antara keduanya.

Kerana memang sudah begitulah berlakunya akanpada setiap hubungan. Dan siapa sahaja mereka jika pun sudah saling memahami, tetap, akanlah ada perbedaan dalam berpendapat, sesekali. Jika tidak demikian, tidaklah itu dinamakan satu ikatan.

Dan akan umur daripada pernikahan Aziz Muhammad Zul dan Suci Lela sekarang ini, tepat pada pukul 12:00 WIB nanti, adalah sesa’at lagi, di Rabu malam. Di mana pemuda penulis tersebut masih tengah merenung sendiri di atas balai bambu beratap rumbia berlantaikan pohon pinang yang sudah dibelah belah dan dirapikan segi seginya.

Akanlah hubungan pernikahan antara keduanya itu memasuki akanpada tahun ke empat daripada menjalani akan sebuah hubungan yang sudah halal itu dengan perempuan pujaan yang telah memberikannya dua orang anak lelaki yang imut lagi manis.
     
Setiap tahun di tanggal 20 pada bulan November, ia dan dara kekasihnya tetap akan, selalu mengulang kembali daripada cerita awal akanpada awal bermulanya sebuah cinta, kenangan hidup antara keduanya dahulu.

-{({ 33 })}-


Sesudah menikahi akan dara Matang tersebut, adalah tanggal tanggal sudah menajdi kenangan dan selalu akan diperangati berdua pada setiap tahunnya apalagi di kesempatan ini sebentar lagi itu mahu memasuki tahun yang ke empat dari tahun pernikahan mereka. Juga malam ini, adalah malam Kamis.



Azis Muhammad Zul dan Suci Lela senatiasa memperingati akan tanggal daripada awal tumbuhnya benih benih kisah diantara keduanya itu dengan keridhaan, apalagi kerana ini malam, adalah malam sunnah bahagi sepasang kekasih yang sudah halal.

Akan suami istri untuk beribadah dalam nikmat kepada tuhannya, akanlah sangat indahnya malam ini bahagi Lela dan Azis, juga bahagi sekalian suami istri, keranalah di malam malam sunnah tersebut mempunyai akan kelebihan yang sangat luar biasa.

Masalah masalah yang tengah terjadi di dalam sebuah rumah tangga, manusia, akanlah seketika bisa hancur, meleburlah seketika sebagaimana meleburnya salju tak kala disinari matahari, di bawah teriknya menjadilah air yang mengalir. Adalah pada malam malam sunnah itu, iaitu, Senin, Kamis dan Jum’at.  

Yangmana pada setiap kisah yang sudah berlaku antara keduanya akan Azis pastilah akan dituliskannya ke dalam buku, seperti halnya tak kala mereka tengah memperingati hari di tanggal yang bersahaja semasa masih membina hubungan haram dengan kekasihnya yang kini sudahlah ia menjadi halal bahaginya.

Sedari dahulu Azis sudah menulis setiap moment moment yang akan menjadi sejarah, khususnya bahagi kehidupan keduanya tersebut ke dalam buku catatannya. Bahpun di kala waktu, semasa belum tinggal di bawah satu atap rumah yang sama.

Mereka tetap sama sama memperingati akan hari pertama tersambungnya akan tali silaturrahmi antara keduanya, secara terpisah pisah, kerana di masa mereka belum mempunyai jalinan yang sah antara satu sama lainnya. Yang namun tanggal bahagia itu tetap terus diperingati bersama.

Suci Lela, akan kekasih halalnya itu, dari dahulu Aziz telah memberitahukan akan perempuan rupawan tersebut, pabila suatu masa nanti, apabila mereka memang berjodoh nantinya, dan apabila keduanya sudah menikah.


Bersambung.....



Nantikan kisah selanjutnya, semoga novel pertama saya ini, berkenan di hati anda semua.

Terimakasih banyak untuk yang sudah mahu membaca!

Hormat Saya; Syukri Isa Bluka Teubai.
Banda Aceh, 10 Mey 2018.

Post a Comment

0 Comments