Apa Kabar, Dunia?


Apa Kabar, Dunia?

Pada kesempatan waktu hari ini tepatnya pukul 12:29, siang Minggu, 18 September 2017, Ulee Kareng, Banda Aceh, Aceh. Aku memulai menulis sebuah tulisan yang kuberi judul “Apa Kabar, Dunia?”. Rupanya sudah lama juga tidak lagi menulis seperti ini.

Apa kabar, dunia? Sebelum memilih akan judul tersebut untuk sebuah catatan ringkas ini, adalah banyak kata kata yang memenuhi ruang pikiran. Semula, ingin kutulis semua namun apa jadinya nanti, apa yang akan menjadi judul tulisanku, jika semua kata yang ada di pikiranku, kutulis semua di sini.

Dunia, aku menyapanya hari ini. Maksudku aku menyapa anda, semua anda yang ada di belahan dunia mana sahaja. Terimalah salamku. Semoga anda dan keluarga, semua dalam kesehatan selalu, berkah ilmu, berkah umur dan berkah rezeki.

Kita tahu, bahkan sangat sadar. Bahawa nafas masih menemani jasad kehidupan sampai dengan anda membaca tulisan ini, apabila anda sudah meninggal, tidak lagi bernafas atawa anda tengah tertidur, pastilah tidak bisa membaca sapa ini. Aku menyapa anda dan anda pasti tidak tahu.

Apa kabar, dunia? Walau aku tidak mendengar jawaban langsung dari anda sekalian akan keadaan dunia hari ini, akan keadaan dunia sampai dengan detik ini, itu tak mengapa. Kerana aku tidak begitu membutuhkan jawaban dari anda.

Nakeuh, perang selalu ada di dunia, kemiskinan selalu menjadi bahan pembicaraan, saban hari tidak terkecuali. Yang punya kekuatan menindas yang lemah, yang punya jabatan bertingkah semena mena, berkehendak sesuka bisikan yang ada di kepalanya.

Kenapa perang tidak bisa dihentikan, kenapa? Adakah di sana kepuasan, sebuah rasa yang begitu lezat hadir, terasa pada diri anda tak kala anak anak tidak berdosa mati begitu sahaja, perempuan perempuan yang tidak berdosa hilang nyawanya begitu sahaja, orang orang tua renta yang tidak lagi berdaya, tidak sanggup lagi melakukan apa apa, yang mereka hanya duduk, tidur, menanti nafas berhenti keluar dari lubang hidungnya, menanti waktu.

Begitukah kepuasan, ketika mendengar berita dari belahan dunia tentang manusia manusia tak berdosa mati, hilang nyawanya begitu sahaja itukah yang dinamai kepuasan. Heh, aku mengejek kalian. Kenapa harus ada perang?

Mungkin, kita tidak pernah berpikir bahawa, mereka juga sama seperti kita ‘manusia’. Manusia yang hanya ingin hidup damai di dunia ini, berkeluarga, membesarkan, menyekolahkan anak anak, tertawa bahagia bersama istri, anak dan keluarga. Pernahkah terpikir seperti itu?

Apa kabar, dunia? Semoga sahaja kematian manusia yang tidak berdosa tidak lagi menjadi lahan bisnis bahagi pendongkrak ekonomi dunia itu sendiri, kerana sangat sangat mengerikan. Ingatlah atas nama ‘manusia’, mereka yang menjadi korban itu adalah manusia, kita semua sama. Atas nama ‘MANUSIA’.
Beginilah aku tak kala sesekali ingin menyapamu, wahai dunia!

Syukri Isa Bluka Teubai, penyuka sastra.  

Post a Comment

0 Comments