Aku tidak meminta izin terlebih dahulu
darinya, kurasa tidak perlu. Nakeuh, sipalah dirinya itu? Hahahahahahha, aku
bercanda! Adalah untuk menulis sedikit tentang rakanku ini, Edi Saputra dari
Simpang Len, Muara Satu, Lhokseumawe. Ia seorang pemuda yang luar biasa, tidak
pernah mengeluh dan selalu bercanda ria jika bertemu muka. Kutakan ia adalah
seorang yang humoris.
Aku mengatakan dirinya seorang yang luar
biasa, kerana saban hari ia merawat ibunya yang tengah sakit, ibunya sudah lama
sekali sakit, berhingga beberapa tahun yang lalu sebelah akan kaki dari
perempuan yang telah melahirkan Edi ke dunia ini harus diaputasi/amputasi
(potong). Begitu juga dirinyalah yang menjaga sekalian adik adiknya, kerana ia
anak lelaki pertama, ia tulang punggung bahagi keluarganya.
Ia pemuda yang gigih dalam bekerja, apa
sahaja akan dilakukan, katanya, “yang penting halal, apa saja akan kulakukan
demi membiayai, menghidupi keluargaku.” Aku juga salut padanya, ia tidak pernah
berkata ini dan itu tentang ibunya yang sakit (mengeluh), tak kala tengah duduk
poeh cakra bersama sama.
Aku tidak tahu, apakah pemerintah pernah
membantu (membiayai ibunya yang tengah sakit, kerana tak tentu, sampai sekarang
ibunya, sesekali waktu harus dibawa berobat ke rumah sakit), aku tidak tahu,
apakah pemerintah (Aceh Utara/Lhokseumawe) sudah pernah atawa belum sekalipun
pernah untuk membantu keluarganya, aku tidak tahu itu.
Ia sempat kuliah, namun tidak sampai
selesai, keranalah biaya. Aku tidak habis pikir rakan, ia gagap dalam
berbicara, tapi semasa kuliah dulu, mengambil jurusan dakwah, apa pasal ini? Aku
tidak bisa membayangkannya. Setiap kali berjumpa dengannya, inilah persoalan
utama yang selalu kami bahas, baru setelah itu, bercerita perihal yang lainnya.
Hufffffffffffff, tak kala aku menulis
tentang dirinya, sekarang ini; orang orang di kedai kopi, (Ulee Kareng, Banda
Aceh, di kedai kopi langgananku) terus memperhatikan diriku, kerana aku asyik tertawa
sendiri. Tapi aku tidak peduli pada mereka, biarkan sahaja mereka menganggapku
bagaimana!
Setiap aku pulang kampung (Bluka Teubai),
selalu akan menyempatkan diri untuk bertemu dan bercanda dengannya. Kami orang
orang yang suka bercanda. Walaupun begitu, aku tidak pernah masuk ke dalam
rumahnya tak kala datang menjemputnya dari rumah, aku tidak sanggup melihat
akan ibunya itu (sedih hatiku). Namun, dari luar pasti aku melihat sesekali ke
dalam rumahnya, memperhatikan akan ibunya.
Ibunya itu, yang hanya terduduk sahaja. Tidak
lagi bisa bekerja apalagi melakukan apa apa. Begitulah setiap kali aku ke
rumahnya, hanya menunggunya di hadapan pintu rumah, menjemput dirinya sahaja,
tapi tidak lupa bertanya akan bagaimana kesehatan ibunya.
Kemarin dan hari ini, kami terus terusan berkomunikasi.
Aku tak tahan, setiap kali melihat wajahnya pasti akan tertawa sendiri, seperti
hari ini. Ia mengupload foto baru dirinya di Facebook, aku pun langsung berkomentar,
tidak perlu kukatakan di sini apa komentarku itu, lihat sahaja akun facebooknya
@Edi Putra, aku sendiri tak tahan melihatnya. Sungguh, Edi itu tidak seganteng
di foto itu rakan, tidak!
Apalagi jika membayangkan tentang
dirinya, “amazing lah pokoknya,” harus kukatakan itu rakan, harus. “Edi, kamu
akan menjadi artis hari ini, setidaknya kamu adalah artis bahagiku. Janganlah
pernah bosan menjaga ibumu, adik adikmu dan ingat, pada waktunya; kita akan
mendapati apa yang kita cita citakan; Allah SWT, bersama kita, rakan!
Syukri Isa Bluka Teubai, aku rakanmu yang benar benar ganteng Edi, ha ha ha!
0 Comments