Dan Ini Juga Status
Oleh: Syukri Isa Bluka Teubai
Kejadian demi kejadian telahpun mewajahi
waktu, baik dari segala sesuatu yang telah ada dan sudah berlaku. Hari ini
siapa yang harus dimarahi? Walaupun air mata darah yang akan keluar di mata
orang orang yang telah menangis kerana suatu kejadian yang telah berlalu,
sungguh itu tiadalah ada gunanya lagi!
Ketika anak anak dara kian menjadi
beringas di mata lelaki, begitu juga sebaliknya. Tiada lagi ada adab pada diri mereka
yang tiada beradab itu. Untuk kesekian kalinya, siapa yang harus disalahi? Haruskah
pertanyaan lama itu ditanyai kembali kepada mereka yang merasa, yang merasa. Yang
merasa orang tua?
Bagaimana lagi harus menyikapai akanpada
zaman yang sudah berbeda, dan tiada bisa dipungkiri. Zaman ini terus akan
melangkah. Ia tiada pernah membawa caci, benci, amarah, iri hati dan
sebagainya. Malahan semua manusia tahu, zaman hanya membawa kemajuan semata.
Manusia yang mempunyai akal, pikiran!
Maraknya kasus yang menimpa si dara! Dan
terlebih daripada itu adakala oleh kerana cinta, adakala cinta yang ditolak, perselingkuhan,
kecemburuan yang membara dan sebagainya. Siapa yang bersalah? Siapa yang
bertanggung jawab hari ini? Kepada manusia mana kita harus mengadu? Sampai
sekarang belum ada penyelesaian!
Memang bukan mudah untuk bersolusi
tentang sesuatu yang apabila itu telah berlaku, dari sebelum akanpada sesuatu
itu terjadi. Diketika itulah sebenarnya harus dicegah. Memang pada dasarnya,
omelan di dinding maya tiada begitu berpengaruh bagi mereka yang tiada
menyikapinya. Akan tetapi di sinilah kadang kala nasehat-nasehat baik itu bermula,
ada, dari siapa sahaja!
Perkembangan, kemajuan adalah sebuah anugerah.
Sikapilah dengan baik dan pergunakan itu pada kebaikan pula, walau virus tetap
membayang-bayangi. Namun pandai-pandailah membawa diri. Nakeuh, yang mampu dan
banyak menggunakan alat moden ini adalah manusia-manusia yang sudah bisa bahkan
sangat sanggup untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk bagi diri
dan untuk kesehatan.
Oleh kerana itu, semua kita kembalikan
pada diri, pribadi masing-masing. Kita orang-orang yang bertuhan, kita
orang-orang terdidik, kita manusia bukan hewan! Kita manusia bukan hewan! Kita
manusia bukan hewan! Mari dan mulailah membiasakan diri untuk menyikapi sesuatu
dengan kesadaran-kesadaran yang dimiliki oleh orang-orang yang sadar.
Kita adalah orang yang sadar, dan utuh-seutuhnya.
Berakal dan berpikiran. Manusia itu, bukan hewan! Walau sebagian telah menjadi
dan itu juga tiada bisa dipungkiri. Mari sama-sama menjaga diri, pribadi. Bukan
tiada peduli pada mereka dan pada hal lainnya, kerana apabila masing-masing
diri sudah bisa menjaga diri, pribadi. Maka mereka dan hal yang lain itu, akan
terjaga dengan sendirinya.
Tiada save anak anak, tiada save
perempuan, apalagi save si dara! Tiada save ini dan itu. Nakeuh. Sekarang hanya
ada save diri dan pribadi! Terus berfikir dan berproseslah! Khusus buat kawula
muda. Ingat; perjalan kita masih jauh rakan!
Syukri Isa Bluka Teubai, penyuka sastra.
0 Comments