Salah Satu Tebing di Lhoknga
Foto@Lodin LA
Gigi
Berlubang Satu Nikmat yang Berkurang
Oleh;
Syukri Isa Bluka Teubai
Dua
hari yang lalu, kami (Saya dan Rambo "Dennis Sanjaya")
pulang dari tambak yang berada di Lampulo, berdekatan dengan Tempat Pelelangan
Ikan (TPI) baru. Suasana di jalanan kota (Banda Aceh), sudah seperti biasa;
ramai.
Pada
sa'at itu, jarum jam sudah menunjukkan angka delapan (malam). Kami pun pulang
seperti biasa berboncengan motor. Dan Rambo yang mengendarai motor itu, saya hanya
duduk di belakangnya.
Laju
motor kami berkecepatan sedang, dari arah belakang nampak dua orang perempuan
muda, saya beranggapan mereka masih kuliah. Juga berboncengan motor.
Mereka
mendahului kami, dan tidak ada peristiwa apa apa di kala waktu. Namun beberapa
menit kemudian, kami bertemu lagi dengan mereka, tepatnya di hadapan kedai
Taufik Kopi, Lamdingin. Kerana perjalan yang searah (dari makam Syiah Kuala ke
arah Jamboe Tape).
Laju
motor kami, tetap masih dengan kecepatan yang sedang berada tepat di balakang
motor kedua perempuan itu. Tiba tiba kami melihat, gelagat mereka berubah.
Perempuan
yang duduk di belakang, memindahkan tas jinjingnya yang sedari pertama bertemu
dengan mereka, tas jinjing berwarna putih itu dipakai di tangan kiri. Dan kini dilepaskan
kemudian dipindahkan ke tengah tengah celah duduk mereka.
Sembari
sesekali melihat ke arah kami yang tepat di belakang motor mereka, pandangan
mata itu terlihat mensyurigai kami.
Rambo,
yang kebiasaannya memang suka iseng begitu juga dengan saya. Kami semakin
bertingkah. Ia yang mengendarai motor, terus mendekati seolah olah memang mahu
membuntuti kedua perumpuan muda itu.
Namun
saya tidak menunggu lama, saya berkata kepada Rambo, "Hhhhhh, memangnya
penampilan kita sekarang ini seperti apa?" Rakan itu tidak menjawab
pertanyaan saya, melaikan menambah kata kata.
"Ini
akan sangat lucu kejadiannya, jika perempuan itu tiba tiba bersorak minta
tolong." Hhhhhhhhhh. Kami kembali tertawa terbahak bahak, dan tidak peduli
lagi dengan kedua perempuan itu.
Sedikit
tentang bagaimana penampilan kami di sa'at kejadian yang lucu itu terjadi.
Hampir seharian kami belum mandi, hanya membasuh diri sahaja. Celana jins yang
saya pakai masih terlihat basah, dan memang kerana masih basah.
Kerana
hampir seharian itu juga, kami sibuk menjala udang di tambak Rambo. Ditambah
lagi dengan rambutnya Rambo yang tidak lagi tertata rapi, saya rasa sangat
wajar jika kedua perempuan itu beranggapan lain kepada kami. Hhhhh, bertambah
satu lagi pengalaman yang lucu di dalam hidup ini.
Setelah
selingan itu berlalu, kami pun sampai di tujuan. Yang memang berniat untuk ke
sana, kami sudah berada di hadapan tempat PRAKTEK drg. Cut Munira. Jalan Syiah Kuala No. 32 B Lampriet, Banda Aceh.
Ia
pun keluar dari tempat prakteknya, tampa basa basi. Seketika menawari saya
untuk membersihkan karang gigi, "Oya abang (ibuk Cut, seolah olah
berbicara dengan Rambo. Ibuk Cut, adalah panggilan saya untuk drg. Cut
Muniranya Rambo), ini kan Cek Lek sudah ada di sini. Pas sekali untuk
membersihkan karang giginya. Cek Lek, mari masuk."
Rakan
rakan akrab, sudah terbiasa memanggil saya dengan nama Cek Lek. Bukan Syukri.
Saya pun berpikir sejenak sembari melihat ke arah Rambo, ia juga menganggukkan
kepalanya ke arah saya. Pertanda ia pun menyuruh saya untuk membersihkan karang
gigi.
Di
dalam ruang praktek yang lengkap dengan segala alat alat kerja tersebut, saya
sudah berada di atas kursi, dengan celana yang masih basah juga bau yang tak
karuan. Setelah semuanya sudah dipersiapkan. Gigi saya pun mulai dibersihkan.
Lebih dari satu jam masa, dokter gigi muda itu membersihkan gigi saya.
Oleh
kerana karang karang yang ada di gigi sangat banyak, maka memakan waktu yang
lama, mungkin. Setelah semuanya selesai, saya mendapati gigi ini nampak
berbeda. Semua karang karangnya sudah tidak ada lagi di gigi saya.
Kemudian
saya diberi selembar kartu berobat. Dengan nama; Syukri Isa Bluka Teubai. Umur;
27 tahun. Dan tertulis di bawahnya "bawalah kartu ini setiap kali
berobat".
Berakhir
sudah cerita lucu itu, juga berakhir sudah akan cerita gigi yang berlubang
ialah pertanda satu nikmat tuhan sudah dicabut dari kita. Dan semoga tempat
praktek dokter gigi muda tersebut, semakin didatangi oleh pengunjung. 25 April
2017.
Syukri Isa Bluka Teubai, Penyuka Sastra.
0 Comments