Bentangan jaring, @Syukri Isa Bluka Teubai
"Meudukut"
Oleh: Syukri Isa Bluka Teubai
Kurang lebih daripada jam 12 malam, kami sampai ke tempat ini (gampong Cot Ulaya, Kecamatan Baktiya, Kabupaten Aceh Utara). Adalah tujuan yang bersahaja, iaitu untuk Meudukut; (menangkap burung puyuh, burung-burung Sawah dan semacamnya dengan menggunakan jaring).
Hamparan sawah kekuningan bersahaja menyambut kami, sawah-sawah itu tiada lagi padi, oleh kerana musim panen baru sahaja usai beberapa minggu yang lalu. Di pematang sawah itu, jaring pun sudah tergelar rapi. Dua tiang dari bambu kecil tertancap di atas tanah, merupakan pondasi atawa tempat untuk mengikat sisi-sisi jaring.
Suara rekaman burung pun menggema di tengah malam yang sunyi, suara itu gunanya untuk memancing burung-burung lain. Supaya berdatangan ke arah jaring yang sudah digelar. Rekaman itu harus diletakkan di bawah gelaran perangkap, kerana burung-burung sawah itu akan mencari di mana asal bunyi suara rakannya itu.
Sebelum kami tiba di sana (gampong Cot Ulaya), seorang rakan, Miftahuddin (Miftah Strenger) yang sudah menjadi saudara itu. Telah duluan membentangkan jaring perangkap tersebut dari sore hari, dan burung hasil tangkapan pun sudah ada satu. Kini giliran kami yang baru sampai akan menunggu datangnya burung-burung yang lain, "semoga malam ini tidak sia-sia," guman saya di dalam hati.
Juga bisa menikmati Mie pakek daging burung tersebut. Dan bagi saya pribadi, 'meudukut' ini adalah kali pertama dalam hidup, berharap jika ada umur panjang begitu pula dengan kesempatan. Maka, terus akan mahu untuk menangkap burung puyuh dan semacamnya, seperti apa yang sudah kami lakukan di malam ini.
Selain dapat menikmati daging burung tersebut, juga dapat untuk menikmati suasana malam yang tenang, mendengarkan suara cacing tanah dan suara suara binatang lainnya. Indah sekali untuk dinikmati, seperti suara musik, nada nada lagu cinta yang harmoni. Dan suara ini berbeda, kerana berasal dan tercampur sendiri.
Sekarang sudah pukul 12:41 WIB malam, dan kami masih harus menunggu tangkapan itu. Nyanyian ketenangan pun semakin indah menggema, seperti yang memainkan itu, pemusiknya bersahaja untuk menghibur kami di kesempatan waktu ini. Tak terasa berjam-jam masa telah terlewati.
Pukul setengah lima pagi, kami baru beranjak pergi untuk pulang ke rumah rakan karib tersebut. Alhamdulillah, hasil tangkapan sudah bertambah. Kini sudah ada lima ekor akan ia nya burung-burung tersebut, jaring yang masih tergelar dibiarkan sahaja begitu. "Sudah, biarkan saja jaring ini di sini dan tidak akan diambil orang. Besok pagi, biar saya saja yang menggulungnya," ucap tengku Miftah dan kami pun pulang.
Untuk meudukut tersebut, sudah beberapa kali saya meminta ikut kepadanya. Namun, baru malam ini adanya kesempatan. Pun kerana, ia juga tidak sering melakukan kegiatan itu. Hanya sesekali sahaja di senggang-senggang waktunya. Menjadilah kali yang pertama untuk meudukut itu akan pengalaman yang bersahaja.
Cot Ulaya, Aceh Utara, 17 Maret 2017.
0 Comments