Panggung Gembira Santriah Kelas Akhir, Angkatan 2016
Foto@Ruslanfacebook
Misbahul Ulum Warnai Dunia
Oleh: Syukri Isa Bluka Teubai
Adapun aneka perlombaan juga tidak kalah
banyak, di antaranya Persimu CUP (pencak silat), yang diikuti oleh seluruh
dayah-dayah yang ada di Aceh bahkan dari luar Aceh. Misbahul Ulum CUP, turnamen
tentang beragam olah raga. Pramuka, Lomba Pidato Empat Bahasa, Cerdas Cermat,
Menghafal Al-Qur’an, Membaca Kitab Kuning, dan sungguh sangat banyak akan
perlombaan-perlombaan itu.
Dengan acara-acara seperti inilah para
santri mengekspresikan dirinya, menunjukkan pada dunia bahawa soerang santri
juga bisa melakukan hal-hal yang demikian selain tugasnya mengaji, menghafal
segala kitab-kitab, dan amalan-amalan yang diperintah agama. Bahawasanya Santri
juga manusia biasa.
Dan di setiap event-event yang diselenggarakan
oleh pemerintah kota bahkan event apa sahaja baik itu di dalam atau di luar Aceh,
senantiasa para santri-santri Misbahul Ulum terlibat pada acara tersebut.
Karena pihak Dayah sangat mensponsori akan hal-hal seperti demikian, uang
transport pun disediakan olehnya. Mereka sadar, akan sangat perlunya untuk
mengikutkan para santri-santri itu, jelas mereka membawa nama Misbahul Ulum
tercinta.
Mereka memperjuangkan marwah Misbahul
Ulum, mereka mendakwahkan Misbahul Ulum, lagi-lagi Misbahul Ulum.
Dasarlah darinya alasan pihak dayah
begitu antusiasnya mengirim panji-panji terbaik mereka ke kancah dunia. Mereka
sangat-sangat sadar bahawa tidaklah bergunanya akan semua bakat, kelebihan-kelebihan
yang dimiliki oleh santri-santriah apabila itu tidak di tempatkan pada
tempatnya. Dasarlah kemelut.
Seperti halnya Taufik SH tadi, berbakat ianya
dalam membaca puisi. Adalah perlombaan nanti malam yang bisa diikuti,
tersampailah akan cita-citanya itu.
Di Misbahul Ulum juga mereka bisa
mempelajari apa sahaja yang dikehendaki oleh setiap santri-santriah, baik
Ekstrakurikuler, Sains dan apa sahaja yang diingini, semua ada di Misbahul Ulum
ini. Hidup Misbahul Ulum tersayang.
“Macam peugah dum (banyak sekali
guraumu),” Azizul Hakim menghardik Abu Nizan Sahara akan kawannya itu. Sahara
juga kepanjangan dari namanya, bukan lapangan sahara, kerana Misbahul Ulum
punya lapangan bola yang bernama sahara, nama sahara akan lapangan itu oleh
sebab berada di depan Asrama Sahara.
Dan banyak nama asrama-asrama di Misbah
menggunakan nama-nama tempat, dayah di dunia, seperti Asrama Darussalam, Al-Manar,
Al-Azhar, Asrama Sahara, Raudhah, Istiqamah dan lain-lain. Mungkin, ingin
menyatukan semua tempat, dayah yang ada di indonesia, dunia, supaya
santri-santrinya tahu akan dayah-dayah, tempat-tempat lain tidak hanya Misbahul
Ulum, Aceh sahaja.
“Kan, benar apa yang ana bilang tadi sama anta,
si Taufik SH itu sangat berbakat dalam membaca puisi, gaya, intonasi, mimik
pokoknya ia sangat keren,” kilah Abu Nizan Sahara. Mereka itu berbicara sambil
membersihkan tempat yang disuruh sama mudabbir tadi.
“Kamu suka sekali ngomong lughah aceh, kenapa
begitu Azizul? Padahal kita semua tahu bahawa tidak boleh ngomong lughah aceh,”
tanya Abu.
“Hai, ilong nah meubak nek longken hantem
long deunge bahasa indo, ken long manteng beh, si Syukri, Nazar Ramboe, le loem
njang laen-laen. Awak nyan nah hanjet jih sit bahasa indo na ipegah bak long
uroe nyan (Hai, Sayakan dari indatu moyang dulu tidak pernah mendengar akan
bahasa indo, bukan saya sahaja, si Syukri, Nazar Ramboe, banyak juga
kawan-kawan kita yang lain. Mereka itu tidak bisa bahasa indo juga, mereka
pernah bilang sama saya kemarin),” Azizul menjawab pertanyaan kawan itu.
Mereka terus bekerja dan diiringi
canda-canda ringan sesamanya, bercanda tapi tetap bekerja.
“Ya, ya. Mulai sekarang, biasakan berbahasa
resmi, bukan indo tapi arab dan inggris ingat kita di ma’had. Hehe. Nggak
apa-apa bila tercampur antaranya arab-indo, inggris-indo itu tak jadi
persoalan,” tutur Abu lagi.
“Ok bro, I listen you, you are my handsome
friend, thank you-thank you,” guman Azizul Hakim.
Dan untuk kesekian kalinya, mereka
bercanda, tapi tetap bekerja. Tingkah akan tingkah santri adalah seperti ini.
Kendatipun demikian mereka mempunyai kelebihan, keunikan tersendiri. Laksana
pelangi yang mempunyai beragam warna, begitulah akan kiasannya, sungguh elok di
pandang mata.
Trrrrrriiiiiiiiingggg ting ting tinggnn
ttrrrrrrrrrrrriiiiiing.
Tepat pukul 09 pagi di hari Jum’at itu.Lonceng
berbunyi, pertanda bahawa tanzhiful‘am selesai. Setiap waktu dan di waktu-waktu
tertentu adakala subuh, sebelum masuk kelas,
siang, sore dan di ketika belajar malam-mengulangi pelajaran di malam
hari antara pukul 21:00-22:15 WIB. Semua dari kegiatan-kegiatan tersebut
ditandai oleh bunyi-bunyi lonceng.
Semua santri membubarkan diri dari
kegiatan tadi, mereka menuju ke dapur umum dan makan bersama-sama. Setelah itu,
terserah mereka. Beragam aktifitas akan terlihat di sana, waktu senggang di
hari libur sekolah jelas di manfa’atkan oleh sekalian santri itu terutama untuk
mencuci pakaian, dijenguk orang tua masing-masing dan apa sahaja dilakukan
sehingga sampai pada pukul 11: 30 WIB. Mandi sekaligus bersiap-siap untuk pergi
menunaikan fardhu’ain shalat Jum’at. Adapun shalat Jum’at bukan fardhu kifayah,
tidak bisa diwakili, bukan seperti shalat untuk jenazah-fardhu kifayah yang bisa
dilakukan oleh sekalian perwakilan.
Nanti
malam acara Aneka Ria (Malam seribu hadiah), Taufik SH berlatih membaca satu
puisi lagi yang akan ditampilkan untuk nanti malam, adapun puisi itu berjudul
Menggapai Mimpi.
Inilah puisinya.
Menggapai
Mimpi
Karya:Syukri
Isa Bluka Teubai
Bagai
terpanggil
Adakah
ini pertanda kecil
Padahal
berasal dari daerah terpencil
Aku pun
melangkah melewati jalan berkerikil
Sampailah
kepadanya
Berjuta
manusia sudah duluan ada di sana
Dan
melihatku yang sedang terpana
Dihiasi
beribu tanda tanya
Mereka
berwajah gembira
Mereka
menyapaku dan berseru
Kenapa
bingung kamu adalah orang-orang pilihan itu
Tepatlah
tujuanmu ke Misbahul Ulum ini
Jangan
bingung lagi mari bersama kami
Di sini
kita akan menggapai mimpi
Dulunya
kami juga bagai terpanggil
Sekalian
kita berasal dari berbagai tempat
Di
Misbahul Ulum inilah ingin menggapai hajat
Di atas
dan untuk semua golongan
Faktalah
akan slogan perkataan
Dan
melalui Misbahul Ulum ini
Kita akan
menggapai mimpi
Banda
Aceh, 12 November 2015
begitu juga dengan Zulfadhli dan
kawan-kawan grup nasyid El-Misbahinya mereka sedang latihan juga. Suara merdu
akan Zulfadli tidak diragukan lagi. Karena memang bermacam ragam akan
kelebihan-kelebihan santri.
“Jadi orang lain tidak begitu?” Suara Saddam
Husen bertanya akan Muzakkir K.
“Apanya yang orang lain tidak begitu? Yang
jelaslah dikit pertanyaannya!” Muzakkir K balik bertanya.
Mereka berduapun larut dalam
permasalahannya itu, begitu juga dengan kawan-kawan yang lain disibukkan oleh
kegiatan-kegiatan adakalanya latihan-latihan untuk parsembahan nanti malam pada
acara aneka ria tersebut, main basket, volli, tenis meja, badminton, takraw,
bola kaki dan sebagainya.
Bersambung............(Bagian E4).
0 Comments