Misbahul Ulum Warnai Dunia (Bagian T3)


Panggung Gembira Santriah Kelas Akhir, Angkatan 2016
Foto@Ruslanfacebook

Misbahul Ulum Warnai Dunia
Oleh: Syukri Isa Bluka Teubai

Adapun aneka perlombaan juga tidak kalah banyak, di antaranya Persimu CUP (pencak silat), yang diikuti oleh seluruh dayah-dayah yang ada di Aceh bahkan dari luar Aceh. Misbahul Ulum CUP, turnamen tentang beragam olah raga. Pramuka, Lomba Pidato Empat Bahasa, Cerdas Cermat, Menghafal Al-Qur’an, Membaca Kitab Kuning, dan sungguh sangat banyak akan perlombaan-perlombaan itu.

Dengan acara-acara seperti inilah para santri mengekspresikan dirinya, menunjukkan pada dunia bahawa soerang santri juga bisa melakukan hal-hal yang demikian selain tugasnya mengaji, menghafal segala kitab-kitab, dan amalan-amalan yang diperintah agama. Bahawasanya Santri juga manusia biasa.

Dan di setiap event-event yang diselenggarakan oleh pemerintah kota bahkan event apa sahaja baik itu di dalam atau di luar Aceh, senantiasa para santri-santri Misbahul Ulum terlibat pada acara tersebut. Karena pihak Dayah sangat mensponsori akan hal-hal seperti demikian, uang transport pun disediakan olehnya. Mereka sadar, akan sangat perlunya untuk mengikutkan para santri-santri itu, jelas mereka membawa nama Misbahul Ulum tercinta.

Mereka memperjuangkan marwah Misbahul Ulum, mereka mendakwahkan Misbahul Ulum, lagi-lagi Misbahul Ulum.

Dasarlah darinya alasan pihak dayah begitu antusiasnya mengirim panji-panji terbaik mereka ke kancah dunia. Mereka sangat-sangat sadar bahawa tidaklah bergunanya akan semua bakat, kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh santri-santriah apabila itu tidak di tempatkan pada tempatnya. Dasarlah kemelut.

Seperti halnya Taufik SH tadi, berbakat ianya dalam membaca puisi. Adalah perlombaan nanti malam yang bisa diikuti, tersampailah akan cita-citanya itu.

Di Misbahul Ulum juga mereka bisa mempelajari apa sahaja yang dikehendaki oleh setiap santri-santriah, baik Ekstrakurikuler, Sains dan apa sahaja yang diingini, semua ada di Misbahul Ulum ini. Hidup Misbahul Ulum tersayang.

Macam peugah dum (banyak sekali guraumu),” Azizul Hakim menghardik Abu Nizan Sahara akan kawannya itu. Sahara juga kepanjangan dari namanya, bukan lapangan sahara, kerana Misbahul Ulum punya lapangan bola yang bernama sahara, nama sahara akan lapangan itu oleh sebab berada di depan Asrama Sahara.

Dan banyak nama asrama-asrama di Misbah menggunakan nama-nama tempat, dayah di dunia, seperti Asrama Darussalam, Al-Manar, Al-Azhar, Asrama Sahara, Raudhah, Istiqamah dan lain-lain. Mungkin, ingin menyatukan semua tempat, dayah yang ada di indonesia, dunia, supaya santri-santrinya tahu akan dayah-dayah, tempat-tempat lain tidak hanya Misbahul Ulum, Aceh sahaja.

“Kan, benar apa yang ana bilang tadi sama anta, si Taufik SH itu sangat berbakat dalam membaca puisi, gaya, intonasi, mimik pokoknya ia sangat keren,” kilah Abu Nizan Sahara. Mereka itu berbicara sambil membersihkan tempat yang disuruh sama mudabbir tadi.

“Kamu suka sekali ngomong lughah aceh, kenapa begitu Azizul? Padahal kita semua tahu bahawa tidak boleh ngomong lughah aceh,” tanya Abu.

Hai, ilong nah meubak nek longken hantem long deunge bahasa indo, ken long manteng beh, si Syukri, Nazar Ramboe, le loem njang laen-laen. Awak nyan nah hanjet jih sit bahasa indo na ipegah bak long uroe nyan (Hai, Sayakan dari indatu moyang dulu tidak pernah mendengar akan bahasa indo, bukan saya sahaja, si Syukri, Nazar Ramboe, banyak juga kawan-kawan kita yang lain. Mereka itu tidak bisa bahasa indo juga, mereka pernah bilang sama saya kemarin),” Azizul menjawab pertanyaan kawan itu.

Mereka terus bekerja dan diiringi canda-canda ringan sesamanya, bercanda tapi tetap bekerja.

“Ya, ya. Mulai sekarang, biasakan berbahasa resmi, bukan indo tapi arab dan inggris ingat kita di ma’had. Hehe. Nggak apa-apa bila tercampur antaranya arab-indo, inggris-indo itu tak jadi persoalan,” tutur Abu lagi.

“Ok bro, I listen you, you are my handsome friend, thank you-thank you,” guman Azizul Hakim.

Dan untuk kesekian kalinya, mereka bercanda, tapi tetap bekerja. Tingkah akan tingkah santri adalah seperti ini. Kendatipun demikian mereka mempunyai kelebihan, keunikan tersendiri. Laksana pelangi yang mempunyai beragam warna, begitulah akan kiasannya, sungguh elok di pandang mata.

Trrrrrriiiiiiiiingggg ting ting tinggnn ttrrrrrrrrrrrriiiiiing.

Tepat pukul 09 pagi di hari Jum’at itu.Lonceng berbunyi, pertanda bahawa tanzhiful‘am selesai. Setiap waktu dan di waktu-waktu tertentu adakala subuh, sebelum masuk kelas,  siang, sore dan di ketika belajar malam-mengulangi pelajaran di malam hari antara pukul 21:00-22:15 WIB. Semua dari kegiatan-kegiatan tersebut ditandai oleh bunyi-bunyi lonceng.

Semua santri membubarkan diri dari kegiatan tadi, mereka menuju ke dapur umum dan makan bersama-sama. Setelah itu, terserah mereka. Beragam aktifitas akan terlihat di sana, waktu senggang di hari libur sekolah jelas di manfa’atkan oleh sekalian santri itu terutama untuk mencuci pakaian, dijenguk orang tua masing-masing dan apa sahaja dilakukan sehingga sampai pada pukul 11: 30 WIB. Mandi sekaligus bersiap-siap untuk pergi menunaikan fardhu’ain shalat Jum’at. Adapun shalat Jum’at bukan fardhu kifayah, tidak bisa diwakili, bukan seperti shalat untuk jenazah-fardhu kifayah yang bisa dilakukan oleh sekalian perwakilan.

Nanti malam acara Aneka Ria (Malam seribu hadiah), Taufik SH berlatih membaca satu puisi lagi yang akan ditampilkan untuk nanti malam, adapun puisi itu berjudul Menggapai Mimpi.

Inilah puisinya.

Menggapai Mimpi
Karya:Syukri Isa Bluka Teubai

Bagai terpanggil
Adakah ini pertanda kecil
Padahal berasal dari daerah terpencil
Aku pun melangkah melewati jalan berkerikil

Sampailah kepadanya
Berjuta manusia sudah duluan ada di sana
Dan melihatku yang sedang terpana
Dihiasi beribu tanda tanya
Mereka berwajah gembira

Mereka menyapaku dan berseru
Kenapa bingung kamu adalah orang-orang pilihan itu
Tepatlah tujuanmu ke Misbahul Ulum ini
Jangan bingung lagi mari bersama kami
Di sini kita akan menggapai mimpi

Dulunya kami juga bagai terpanggil
Sekalian kita berasal dari berbagai tempat
Di Misbahul Ulum inilah ingin menggapai hajat

Di atas dan untuk semua golongan
Faktalah akan slogan perkataan
Dan melalui Misbahul Ulum ini
Kita akan menggapai mimpi

Banda Aceh, 12 November 2015

begitu juga dengan Zulfadhli dan kawan-kawan grup nasyid El-Misbahinya mereka sedang latihan juga. Suara merdu akan Zulfadli tidak diragukan lagi. Karena memang bermacam ragam akan kelebihan-kelebihan santri.

“Jadi orang lain tidak begitu?” Suara Saddam Husen bertanya akan Muzakkir K.

“Apanya yang orang lain tidak begitu? Yang jelaslah dikit pertanyaannya!” Muzakkir K balik bertanya.


Mereka berduapun larut dalam permasalahannya itu, begitu juga dengan kawan-kawan yang lain disibukkan oleh kegiatan-kegiatan adakalanya latihan-latihan untuk parsembahan nanti malam pada acara aneka ria tersebut, main basket, volli, tenis meja, badminton, takraw, bola kaki dan sebagainya.

Bersambung............(Bagian E4).

Post a Comment

0 Comments