Nurul Akmal Suatu Ketika di Pulo Aceh

Nurul Akmal di atas bot menuju Pulo Aceh, Pulo Nasi
Foto@LodinLA

Sang Duta Nurul Akmal di Pulo Aceh
Oleh; Syukri Isa Bluka Teubai

BEBERAPA hari sudah berlalu. Hari ini Kamis, 27 Juli 2017, sepekan masa daripada perjalanan kemarin itu telah terlewati. Adalah sang duta Nurul Akmal mengunjungi Pulo Aceh, Pulo Nasi, Aceh Besar pada tanggal 21 Juli 2017.
Pukul 16: 30 WIB boat ikan yang disewa khusus olehnya terus bergerak pelan. Dari pelabuhan Ulee Lheue, boat tersebut berangkat mengarungi lautan luas Selat Malaka, bersyukur di hari Jum’at sore tersebut angin tidak begitu kencang.
Walaupun keadaan laut di kala waktu bisa dikatakan tenang daripada beberapa hari sebelumnya, angin kencang dan badai. Bahpun demikian, tidak berombak besar. Begitulah saat perempuan yang dibalut busana modis dan kacamata hitam yang jarang terlepas dari matanya itu. 
Perempuan tersebut sempat terhayun-hayun beberapa kali di atas boat yang tengah mengantarkannya ke pulo idaman, ke pulo masa hadapan bahagi para turis lokal mahupun asing. Keranalah di tempat paling ujung pulau Sumatera ini, panorama alamnya masih sangat sangat alami.
Pada sa’at kejadian, ia berniat untuk pindah dari tempat duduknya, yang sekali dirinya menempati tempat paling belakang boat ikan yang terus melaju ke arah tujuan, namun tak kala ia bangun dan mahu berpindah tempat.
Dua langkah kakinya baru sahaja digerakkan, ia pun bersuara setengah berteriak dan kembali duduk di tempat semula. Akan tetapi ia berhasil untuk pindah ke dalam rumah kecil boat ikan, tempat berlindung dari panas matahari dan hujan tak kala mereka yang pelaut tersebut berada di tengah tengah laut. 
“Tadi saya pening, kalau tidak berdiri, ya tidak apa apa. Untung saja tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, aduhhh, saya takut,” ungkapnya atas kejadian yang baru sahaja terjadi, namun dirinya tetap bisa tertawa lepas.
Pukul 18:21 WIB boat yang mengantarkannya tiba di pelabuhan, atawapun dermaga Pulo Nasi, Pulo Aceh. Bertepatan dengan kunjungannya ke pulo tersebut adalah di sana tengah berlangsungnya Festival Pulo Aceh.
Festival tersebut akan dibuka secara resmi pada tanggal 22-23 esok harinya. Tempat di mana sang duta Aceh menginap di malam itu tidak jauh dari tempat diadakannya acara. Kurang lebih memakan waktu 10 menit perjalanan.
Perempuan periang tersebut tidak mahu ketinggalan untuk melihat matahari terbit dari Pulau Nasi tersebut, pukul 05:51 WIB ia sudah terlihat duduk di atas tembok pemecah gelombang berdekatan dengan dermaga. 
Kerana penginapannya pun berada di tepi laut berdekatan juga dengan tempat para tamu atawapun penumpang yang mahu pergi - yang baru datang, baik dari Pulau Nasi ke Banda Aceh atawapun sebaliknya.
Sampai dengan siang, di hari Sabtu tanggal 23 Juli kemarin itu. Perempuan yang selalu mempromosikan Aceh, dari segala aspek (walau sesudah itu ada juga yang tidak menghargai usahanya). Di luar negeri, di setiap kunjungan kerjanya, di negara-negara mana sahaja tersebut berkeliling melihat lihat keindahan Pulau Nasi. 
Di kesempatan waktu, perempuan periang bergaya modis. Tidak sungkan-sungkan menaiki becak barang, bukan becak penumpang, untuk mengelilingi setiap jengkal daripada pulo yang masih memiliki eksotika khusus bahagi setiap pengunjungnya.
“Hidup ini, tidak mesti harus ini dan itu. Apa yang ada disyukuri, ya pergunakan sahaja, jangan mempersulit keadaan,” ucap perempuan yang pada sa’at itu berada di atas becak barang yang tengah membawanya berkeliling pulau.
Kerana waktu, semua tergantung kepada itu, di sore hari Sabtu tersebut Nurul Akmal yang merupakan Ketua Komite Perempuan Aceh Bangkit, harus kembali ke Banda Aceh.
Adalah Pulo Breueh, pulo yang penduduknya lebih banyak begitu juga dengan kedai-kedainya, sarana dan prasarana lainnya, belumlah sempat ia kunjungi di kesempatan tersebut.
Pulo Aceh adalah di sana dua pulau lagi, Pulo Breuh dan Pulo Nasi. Pulau nasi lebih dulu dijumpai, dan jika ke pulau tersebut harus naik kapal di pelabuhan Ulee Lheue. 
Pulo Breuh, berada sesudah Pulau Nasi (Pulo Nasi) dan jika mahu pergi ke sana naik boat ikannya di Krueng Aceh. Walaupun kedua pulau tersebut, Pulo Breuh dan Pulo Nasi, berada di Pulo Aceh, namun tempatnya itu berbeda beda, janganlah salah dengan tujuan wisata anda ke pulau pulau terindah yang masih alami itu.
Tulisan ini sudah disiarkan oleh portalsatu.com
Penulis: Syukri Isa Bluka Teubai, Penyuka Sastra.

Post a Comment

0 Comments