1. Golden Age
Masa Emas “Masa-masa penting anak yang tiada bisa diulang”
adalah masa-masa di mana kemampuan otak anak untuk menyerap informasi sangat
tinggi, apapun informasi yang
diberikan akan berdampak bagi si anak di kemuadian hari.
2. Survival
Survival berasal dari kata “survive” yang berarti mampu mempertahankan diri
dari keadaan tertentu. Dalam hal ini mampu mempertahankan diri dari keadaan
yang buruk dan kritis. Sedangkan Survivor adalah orang yang sedang
mempertahankan diri dari keadaan yang buruk. Survival adalah keadaan dimana
diperlukan perjuangan untuk bertahan hidup. Survival merupakan kehidupan dengan
waktu mendesak untuk melakukan improvisasi yang memungkinkan. Kuncinya adalah
menggunakan otak untuk improvisasi.
3. Mikrosistem, Mesosistem, Eksosistem, Makrosistem dan Kronosistem
Mikrosistem adalah setting tempat individu banyak menghabiskan
waktu, beberapa konteks dalam sistem ini antara lain adalah keluarga, teman
sebaya, sekolah, dan tetangga.
Mesosistem adalah hubungan antara beberapa mikrosistem atau
hubungan antara beberapa konteks. Contohnya adalah hubungan antara pengalaman
keluarga dengan pengalaman sekolah, pengalaman sekolah dengan pengalaman
keagamaan, dan pengalaman keluarga dengan pengalaman teman sebaya.
Eksosistem adalah pengalaman-pengalaman dalam setting sosial
lain, ketika individu tidak memiliki peran yang aktif mempengaruhi hal yang
individu alami dalam konteks yang dekat. Atau sederhananya menurut eksosistem
melibatkan pengalaman individu yang tak memiliki peran aktif di dalamnya.
Makrosistem adalah kultur yang lebih luas. Kultur merupakan
istilah yang luas yang mencakup peran etnis dan faktor sosioekonomi dalam
perkembangan anak. Kultur adalah konteks terluas tempat siswa dan guru tinggal,
termasuk nilai dan adat istiadat masyarakat.
Kronosistem adalah permulaan daripada melalui peristiwa-peristiwa
sepanjang rangkaian kehidupan dan keadaan sosiohistoris dari perkembangan
individu.
4. Caring and
Education
Caring secara
umum dapat diartikan suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain,
pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta
atau menyayangi.
Education adalah
pendidikan/mengajari.
5. Child
Centered and Techer Centered
Student/Child Centered berasal dari kata Student/Child yang
berarti “Pelajar/Anak-Anak” Centered artinya “Pusat” Maksudnya
adalah strategi pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai subyek/peserta
didik yang aktif dan mandiri, dengan kondisi psikologik sebagai Adult Learner,
bertanggung jawab sepenuhnya atas pembelajaran.
Teacher Centered berasal dari kata Teacher yang berarti “Pengajar” Maksudnya
adalah suatu system pembelajaran di mana Guru atau Dosen menjadi pusat
dari kegiatan belajar mengajar sehingga terjadi komunikasi satu arah.
6. Role Centered and Societal Centered
Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik,
merupakan pembelajaran yang lebih berpusat pada kebutuhan, minat, bakat dan
kemampuan, sehingga pembelajaran akan menjadi sangat bermakna. Dengan
pendekatan pembelajaran berpusat pada peserta didik menghasilkan peserta didik
yang berkepribadian, pintar, cerdas, aktif, mandiri, tidak bergantung pada
pengajar. Dan mampu bersaing atau berkompetisi dan
memiliki kemampuan komunikasi yang lebih baik dalam bersosial.
7. Mindset
Mind dan Set. Kata "Mind" berarti sumber pikiran dan memori,
pusat kesadaran yang menghasilkan pikiran, perasaan, ide, persepsi, dan
menyimpan pengetahuan dalam memory.
Kata
"Set" berarti mendahulukan peningkatan kemampuan dalam suatu
kegiatan, keadaan utuh/solid.
8. Green Book
Hijau
adalah warna yang tenang karena biasanya dikaitkan dengan lingkungan dan alam.
Di dalam desain, kita bisa menggunakan warna hijau untuk memberikan kesan
segar. Ahli fisiologi dan psikologi menjelaskan ada empat warna primer: merah, hijau, kuning dan biru. Walaupun tidak
diketahui secara pasti mengapa orang-orang menyukai warna dan kombinasi warna
tertentu. Tetapi yang jelas, setiap warna mempunyai karakter atau sifat yang
berbeda. Bahkan sejak dahulu warna diketahui mempunyai pengaruh terhadap
manusia, namun baru belakangan ini penggunaannya telah dimanfaatkan
secara meluas dalam dunia otomotif, busana, permainan dan sebagainya.
9. Cognitif, Afectif and Psycomotoric
Kognitif/Cognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental
(otak). Segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah
kognitif. Ranah kognitif memiliki enam jenjang atau aspek,
yaitu;
1. Pengetahuan/Hafalan/Ingatan (Knowledge)
2. Pemahaman (Comprehension)
3. Penerapan (Application)
4. Analisis (Analysis)
5. Sintesis (Syntesis)
6. Penilaian/Penghargaan/Evaluasi (Evaluation)
Afektif/Afectif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.
Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan
nilai.
Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu;
1. Receiving atau attending (menerima atua memperhatikan)
2. Responding (menanggapi) mengandung arti “adanya partisipasi aktif”
3. Valuing (menilai atau menghargai)
4. Organization (mengatur atau mengorganisasikan)
5. Characterization by evalue or calue complex (karakterisasi
dengan suatu nilai atau
komplek nilai)
Psikomotor/Psycomotoric merupakan ranah yang berkaitan dengan
keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima
pengalaman belajar tertentu.
Hasil belajar keterampilan psikomotor dapat diukur melalui;
1. pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama
proses pembelajaran praktik berlangsung
2. sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada
peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
3. beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan
kerjanya.
10. Pendekatan Fenomenologis
Fenomenologi/Fenomenologis (Inggris: Phenomenology) berasal dari
bahasa Yunani phainomenon dan logos. Phainomenon berarti tampak dan phainen
berarti memperlihatkan. Sedangkan logos berarti kata, ucapan, rasio,
pertimbangan. Dengan demikian, fenomenologi secara umum dapat diartikan sebagai
kajian terhadap fenomena atau apa-apa yang nampak.
11. Self Report
Tes Laporan Diri (Self Report).Tes-tes kepribadian yang paling umum biasanya
ditentukan oleh laporan diri para peserta tes. Peserta tes harus memberikan
respons (jawaban) terhadap beberapa item item pernyataan yang sesuai dengan
kriteria tertentu (criterion related). Artinya, item-item yang terpilih dapat
membedakan sebuah kelompok khusus, misalnya kelompok individu normal dan
kelompok individu yang depresi. Tes semacam ini sangat murah dan mudah untuk
diberikan, seringkali objektif, namun validitasnya harus sering dievaluasi
dengan hati-hati.
12. Developmental Appropriateness Practices
Pengertian
DAP (Developmentally Appropriate
Practice) atau dalam terjemahan bebas Bahasa Indonesia adalah pendidikan yang
patut dan menyenangkan sesuai dengan tahapan perkembangan anak, mencerminkan
proses pembelajaran yang bersifat interaktif.
Tiga
dimensi dalam konsep DAP adalah;
1. Patut
menurut umur, maksudnya sesuai dengan tahap-tahap perkembangan anak.
2. Patut
menurut lingkungan sosial dan budaya, yaitu sesuai dengan pengalaman belajar
yang bermakna, relevan dan sesuai dengan kondisi social budaya.
3. Patut secara
individual, yaitu sesuai dengan pertumbuhan dan karakteristik anak,
kelebihannya, ketertarikannya dan pengalaman-pengalamannya.
Syukri Isa Bluka Teubai, penyuka sastra.
0 Comments